Sebuah syal klub sepakbola Bayern Munchen, diletakkan di depan Obelisk of Theodosius dalam aksi belasungkawa pada korban tewas aksi bom bunuh diri di Sultanahmet, Istanbul, Turki, 13 Januari 2016. 10 orang tewas tersebut merupakan wisatawan asal Jerman dan Peru. REUTERS
TEMPO.CO, Ankara - Pemberontak Kurdi menyerang sebuah kantor polisi di Turki selatan, Kamis, 14 Januari 2016. Kejadian tersebut menyebabkan sedikitnya lima orang tewas. Serangan itu diawali dengan ledakan bom mobil. Selanjutnya para pemberontak melancarkan gempuran dengan senjata laras panjang dan roket.
"Di antara yang tewas terdapat warga sipil," bunyi keterangan kantor Gubernur Diyarbakir, Kamis. "Korban luka-luka sebanyak 39 orang."
Menurut petugas keamanan, serangan itu berlangsung Rabu dinihari lalu waktu setempat, menargetkan kantor dan kompleks polisi di Kota Cinar, Provinsi Diyarbakir, yang penduduknya mayoritas dari suku Kurdi. "Ledakan itu sangat kuat, sehingga sebuah bangunan yang berdekatan dengan kantor polisi rubuh," ujar anggota staf kantor Gubernur Diyarbakir yang enggan disebutkan namanya.
"Akibat serangan tersebut, dua orang tewas di kompleks polisi. Sedangkan tiga lain meninggal di dalam kantor polisi," ucap petugas keamanan.
Sementara itu, serangan lain, kantor berita Anadolu melaporkan, juga menyasar kantor polisi di Kota Midyat, Provinsi Madin, dengan peluncur roket. "Hingga saat ini, belum ada laporan jumlah korban jiwa," tulis Anadolu.
Serangan ini datang sehari setelah sebuah bom bunuh diri menghantam kawasan wisata di Istanbul yang menewaskan sepuluh orang, hampir semuanya warga negara Jerman. Menurut petugas keamanan Turki, pelaku serangan adalah militan yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).