Pasukan tentara memasukkan Joaquin `El Chapo` Guzman, kedalam sebuah helikopter di Kota Meksiko, 8 Januari 2016. Guzman bukan hanya menjadi gembong narkoba paling diburu tetapi juga bandar narkoba terkaya di dunia dalam sejarah. REUTERS
TEMPO.CO, Jakarta - Rencana gembong narkotik Joaquin Guzman Loera alias El Chapo untuk membuat film biografi menjadi alasan tertangkapnya buronan tersebut. “Kami mampu melacak lokasi Guzman setelah mengetahui keinginannya membuat film biografi,” kata Jaksa Agung Meksiko Arely Gomez seperti dikutip dari CNN pada Minggu, 10 Januari 2016.
Arely mengatakan anak buah Guzman mengontak pembuat film untuk membuat film biografi El Chapo. Mereka membangun komunikasi dengan aktor dan produser terkait dengan rencana tersebut. “Komunikasi tersebut membentuk jalur investigasi baru bagi polisi dan militer,” kata Arely.
Kisah biografi El Chapo menghasilkan twist yang menarik. Setelah enam bulan menjadi buron, Guzman kembali ke penjara dan dijaga dengan keamanan maksimum. Ia bahkan akan diekstradisi ke Amerika Serikat. Penjara berkeamanan maksimum di sana terkenal tidak bisa dibobol.
Guzman berhasil ditangkap kembali di Los Mochis, Sinaloa, Meksiko pada Sabtu, 9 Januari 2016, setelah enam bulan menjadi buronan. Angkatan Laut Meksiko menggerebek sebuah rumah di Los Mochis untuk menangkapnya. Guzman saat itu dilindungi oleh orang-orang bersenjata dan warga setempat yang menyebutnya sebagai Robin Hood modern. Baku tembak terjadi dan mengakibatkan lima tersangka meninggal. Enam orang komplotan El Chapo kemudian ditahan. Satu orang personel AL Meksiko terluka.
Kabar penangkapan pemilik kartel narkotik itu diumumkan langsung Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto melalui Twitter, Jumat, 8 Januari 2016 waktu setempat. “Misi tuntas. Kami telah mendapatkannya,” tulisnya. Saat ini El Chapo berada di dalam penjara Altiplano, sebuah penjara dengan pengamanan maksimal di pusat Meksiko.
Guzman terlibat dalam perselisihan dengan sesama gembong narkotik pada 1990-an yang berujung pada terjadinya insiden baku tembak di Gualadaraja, Meksiko. Peluru dari pistol Guzman menewaskan Kardinal dan Uskup Agung Guadalaraja Juan Jesus Posadas Ocampo yang saat itu berada di lokasi. Kematian Uskup Ocampo memicu amarah publik dan memaksa pemerintah memburu Guzman dan kartel-kartel lainnya.
Guzman kemudian tertangkap pada 1993 dan diekstradisi ke Meksiko. Ia melarikan diri dari penjara pada 2001 dengan menyuap petugas penjara. Tiga tahun kemudian, ia kembali ditangkap dan dijebloskan ke penjara berkeamanan maksimum. Pada Juni 2015, ia kembali kabur hingga ditangkap enam bulan setelahnya pada Sabtu lalu.