Hubungan Baik Jepang-Korea Selatan Tersandung Patung

Reporter

Kamis, 7 Januari 2016 16:54 WIB

Patung gadis yang menyimbolkan korban budak seksual oleh militer Jepang pada masa Perang Dunia II dipajang di depan Kedubes Jepang di Seoul, Korea Selatan. AP/Lee Jin-man

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah perjanjian bersejarah antara Korea Selatan dan Jepang untuk mengakhiri perseteruan puluhan tahun terkait budak seks perang terbentur pada kendala kecil namun menakutkan, yaitu soal patung kecil seorang gadis remaja.

"Saya di sini untuk membela monumen perdamaian," kata Jung Woo-Ryung (22), Selasa, 5 Januari 2016, saat berdiri di samping sosok patung tembaga dengan posisi duduk untuk menjaganya.

Patung itu dibangun di trotoar seberang Kedutaan Besar Jepang di Seoul pada 2011. Patung tersebut menggambarkan seorang perempuan muda bertelanjang kaki, mengenakan pakaian tradisional Korea hanbok, dan dengan kepalan tangan di pangkuannya.

Patung tersebut merupakan simbol penderitaan yang dialami oleh para perempuan yang disebut wanita penghibur, yang dipaksa bekerja di rumah bordil milik militer Jepang selama Perang Dunia II. Patung gadis remaja itu juga adalah lambang perjuangan mereka untuk memperoleh permintaan maaf resmi dan kompensasi dari Tokyo.

Pekan lalu, Jepang menawarkan permintaan maaf dan 1 miliar yen (US$ 8,3 juta) bagi 46 wanita penghibur Korea yang masih hidup. Tawaran itu berada di bawah perjanjian, yang digambarkan kedua negara sebagai kesepakatan "akhir dan tidak dapat diubah".

Namun, perjanjian itu telah memicu kebingungan atas kelangsungan nasib patung wanita itu, yang kini telah menjadi fokus bagi para aktivis Korea Selatan yang menuduh pemerintah menjual patung ke Tokyo.

Perjanjian yang membingungkan

Jepang menegaskan, perjanjian tersebut merupakan upaya yang jelas dari Korea Selatan untuk memindahkan patung. Menteri Luar Negeri Jepang Fumio Kishida menyatakan pada Senin, 4 Januari 2016, bahwa, menurut pemahamannya, patung itu akan "direlokasi dengan semestinya".

Tapi, Seoul mengatakan hanya berjanji untuk melihat kemungkinan memindahkan patung tembaga itu dan memanggil seorang pejabat senior Kedutaan Besar Jepang untuk memprotes komentar provokatif Kishida.

Kementerian luar negeri Korea Selatan juga telah menekankan karena patung itu dibangun oleh kelompok-kelompok sipil, pihaknya tidak memiliki hak untuk memerintahkan agar patung itu dipindahkan.

Kelompok yang memelopori kampanye untuk membuat dan mendirikan patung perunggu itu bersikeras bahwa patung tidak akan berpindah ke mana pun.

"Patung tidak bisa menjadi syarat atau sarana kesepakatan apa pun," kata Dewan Korea untuk Perempuan atas Perbudakan Seksual oleh Militer Jepang dalam sebuah pernyataan di situsnya. "Dan pemerintah Korea tidak boleh menyebutkan apa pun tentang penghapusan atau pemindahan monumen."

Sentimen publik Korea Selatan tentang perjanjian secara keseluruhan hampir sama, tetapi sentimen meningkat tajam terhadap masalah patung. Jajak pendapat menunjukkan 75 persen orang menentang pemindahan patung dari tempatnya.

ANTARA

Berita terkait

Warga Korea Selatan Kompak Gelar Boikot Produk Jepang

27 Juli 2019

Warga Korea Selatan Kompak Gelar Boikot Produk Jepang

Gerakan boikot produk Jepang di Korea Selatan semakin intensif dan diwarnai aksi vandalisme dengan merusak mobil-mobil buatan Jepang

Baca Selengkapnya

Pemerintah Korea Selatan Kurangi Masa Tugas Wajib Militer

31 Juli 2018

Pemerintah Korea Selatan Kurangi Masa Tugas Wajib Militer

Pemerintah Korea Selatan kurangi masa tugas wajib militer

Baca Selengkapnya

Rudal Taurus Korea Selatan Diklaim Ideal Hadapi Korea Utara

12 Oktober 2017

Rudal Taurus Korea Selatan Diklaim Ideal Hadapi Korea Utara

Rudal Taurus milik Angkatan Udara Korea Selatan ini dilengkapi dengan sistem antijam alias tidak bisa dibuat macet,

Baca Selengkapnya

5 Kecanggihan F-15K, Andalan Korea Selatan Hadapi Korea Utara

12 Oktober 2017

5 Kecanggihan F-15K, Andalan Korea Selatan Hadapi Korea Utara

Korea Selatan ikut mengirimkan pesawat tempur F-15K, andalannya dalam iringan pesawat pengebom kelas berat milik Amerika yaitu B-1B Lancer kemarin.

Baca Selengkapnya

Remaja Korea Selatan Tak Yakin Pecah Perang, Pilih Nikmati K-Pop

10 Oktober 2017

Remaja Korea Selatan Tak Yakin Pecah Perang, Pilih Nikmati K-Pop

Para remaja Korea Selatan menikmati hidup seperti biasa, berjoget, berkumpul dan menikmati band K-Pop favoritnya karena tidak yakin perang terjadi.

Baca Selengkapnya

Khawatir Perang Pecah, Warga Korea Selatan Borong WarBag

27 September 2017

Khawatir Perang Pecah, Warga Korea Selatan Borong WarBag

Warga Korea Selatan memborong ransel untuk bertahan hidup saat perang atau WarBag menyusul meningkatnya ancaman perang nuklir di Semenanjung Korea.

Baca Selengkapnya

Ini Cara Warga Korea Selatan Hindari Ketakutan Nuklir Korea Utara

22 September 2017

Ini Cara Warga Korea Selatan Hindari Ketakutan Nuklir Korea Utara

You Jae Youn mengaku lebih banyak memikirkan pemenuhan kebutuhannya sehari-hari dibandingkan ancaman nuklir Korea Utara.

Baca Selengkapnya

58 Persen Warga Korsel Tidak Yakin Korut Akan memulai Perang  

9 September 2017

58 Persen Warga Korsel Tidak Yakin Korut Akan memulai Perang  

Rakyat Korea Selatan meminta pemerintah meningkatkan kemampuan teknologi pertahanan untuk menghadapi Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Terlalu Sering Main Golf, Penis Pria Ini Dipotong Sang Istri

3 September 2017

Terlalu Sering Main Golf, Penis Pria Ini Dipotong Sang Istri

Seorang istri memotong penis suaminya di Korea Selatan karena sang suami terlalu sering bermain golf.

Baca Selengkapnya

Pasukan Khusus Korea Selatan Dilatih Bunuh Kim Jong-un  

31 Agustus 2017

Pasukan Khusus Korea Selatan Dilatih Bunuh Kim Jong-un  

Korea Selatan tengah melatih pasukan khusus untuk melacak dan membunuh pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un.

Baca Selengkapnya