Tiga Poin Utama Aturan Baru Kepemilikan Senjata AS  

Reporter

Selasa, 5 Januari 2016 21:11 WIB

Presiden Barack Obama menyanyikan lagu Amazing Grace saat menghadiri kebaktian wafatnya senator Clementa Pinckney di College of Charleston, Carolina Selatan, 26 Juni 2015. Pinckney adalah salah satu dari sembilan orang yang tewas dalam penembakan di Gereja AME Emanuel. REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO.CO, Washington DC - Presiden Barack Obama pada Selasa, 5 Januari 2015, memperkenalkan peraturan terbaru yang menjelaskan dengan rinci mengenai penjualan semua jenis senjata api di Amerika Serikat.

Terdapat tiga poin utama dalam aturan yang pertama kali dikenalkan sejak diberlakukan izin penggunaan senjata di Amerika. Pertama, aturan tersebut mengklasifikasikan semua jenis penjualan dan distribusi, baik dalam pertunjukan, pasar loak, Internet, maupun penjualan di toko yang perlu mendapatkan lisensi dan memeriksa latar belakang pembeli senjata. Semua penjual senjata diwajibkan mengecek latar belakang pembelinya terlebih dulu sebelum menjual senjatanya.

Poin kedua, Obama menyarankan merekrut 200 agen baru Biro Alkohol, Tembakau, dan Senjata Api Amerika Serikat (ATF) dan anggota penyidik, selain meminta Kongres berinvestasi US$ 500 juta (Rp 6,9 triliun) untuk meningkatkan akses pada kesehatan mental.

Pada poin ketiga, Federal Bureau of Investigation (FBI) akan meningkatkan anggotanya sebanyak 50 persen untuk memeriksa latar belakang pembeli, termasuk lebih 230 inspektur dan staf baru. Selain itu, FBI akan bekerja sama dengan Departemen Sosial Amerika guna mendapatkan data orang dengan gangguan mental di Amerika.

Seperti dilansir Guardian pada 5 Januari 2015, Obama memberlakukan aturan baru tersebut tanpa persetujuan Kongres yang dikuasai oleh partai oposisi, Republik.

"Pengetatan penggunaan senjata api selama ini telah disandera Kongres, tapi mereka tidak bisa terus menyandera Amerika," kata Obama dalam tweet yang disertai preview resmi pengumuman pada Selasa, 5 Januari 2016. "Kami tidak bisa menerima pembantaian yang selama ini terus menghantui masyarakat kita."

Presiden Obama juga mengatakan langkah-langkah pengetatan tersebut akan melibatkan upaya menangkap orang-orang yang berbohong saat pemeriksaan latar belakangnya saat membeli senjata.

Jaksa Agung Amerika Loretta Lynch mengatakan dia tidak dapat memberikan perkiraan mengenai jumlah penjual senjata api atau pembeli yang akan terlibat dengan peraturan terbaru itu yang diberlakukan oleh Biro Alkohol, Tembakau, dan Senjata Api Amerika Serikat (ATF).

GUARDIAN | YON DEMA

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya