Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop, berbincang dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dalam pertemuan Australia-Indonesia 2+2 Meeting di Sydney, Australia, 21 Desember 2015. Di sektor Ekonomi akan dibahas mengenai perdagangan, investasi dan kerjasama maritim. AP Photo
TEMPO.CO, Sydney – Tidak seperti dibayangkan orang, hubungan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop ternyata sangat dekat. Selain kerap bertemu secara bilateral, kedua menlu juga berkomunikasi secara intensif melalu pesan teks.
Demikian antara lain terungkap dalam siaran pers Kementerian Luar Negeri RI, terkait pertemuan bilateral Menlu Retno dan Bishop di Sydney, 21 Desember 2015.
“Indonesia dan Australia adalah natural friend dan melalui pertemuan ini kami sepakat untuk memperkuat kerja sama bilateral dan juga berkontribusi terhadap isu-isu kawasan dan dunia,” kata Menlu Retno dalam rilis yang disampaikan Kemlu RI.
Disebutkan, kedekatan kedua negara ini juga terefleksikan dari intensitas komunikasi kedua Menlu “Julie dan saya bertemu dalam pertemuan bilateral lebih dari enam kali selama satu tahun dan kami juga berkomunikasi intensif menggunakan text message,” ujar Menlu Retno.
Pada pertemuan tersebut, kedua Menlu membahas penguatan kerja sama ekonomi serta pendekatan yang dapat dilakukan untuk memperkuat konektivitas ekonomi Indonesia dan Australia. Indonesia yakin kerja sama ekonomi yang erat akan meningkatkan hubungan bilateral kedua negara.
Pertemuan menyepakati kembalinya negosiasi Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia Australia (Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership/IA-CEPA). Kesepakatan bilateral ini dapat memfasilitasi peluang kerja sama perdagangan dan investasi di antara kedua negara.
IA-CEPA juga diharapkan dapat menjadi penghubung untuk perundingan kemitraan ekonomi tingkat kawasan seperti Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) dan Trans-Pacific Parthnership (TPP).
Dalam bidang investasi, kedua negara mendorong para pemangku kepentingan terkait untuk meningkatkan investasi. Meski dekat, investasi Australia masih berada di peringkat ke-12.
Kedekatan geografis wilayah Indonesia Timur-Northern Australia juga dibahas secara khusus oleh kedua Menlu.
Keduanya sepakat untuk memanfaatkan kedekatan geografis itu melalui kerja sama langsung di bidang investasi dan ketenagakerjaan.
Kerja sama itu diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lokal serta penyerapan tenaga kerja dari Indonesia Timur untuk bekerja di Australia.
Kedua pihak juga berkomitmen untuk terus memperkuat kerja sama di sektor unggulan yakni industri ternak hidup, termasuk melalui program pelatihan dan peningkatan kapasitas.
Hal ini sejalan dengan komitmen Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull saat kunjungan kenegaraan Perdana Menteri Australia ke Indonesia, 12 November 2015 lalu.
Kedua negara juga sepakat memperkuat people to people contact melalui berbagai program beasiswa, pelatihan dan peningkatan kapasitas pelajar dan kalangan profesional Indonesia ke Australia. “Dalam upaya untuk meningkatkan kehadiran Indonesia melalui budaya, Indonesia akan membentuk balai bahasa Indonesia di Australia,” kata Menlu RI
Neraca perdagangan Indonesia-Australia mencapai US$ 10,68 miliar pada 2014. Sebagai investor ke-12 terbesar di Indonesia, nilai investasi Australia mencapai US$ 647,3 juta pada tahun 2014.