Sejumlah petugas penyelamat berusaha menolong para korban penembakan di Inland Regional Center, San Bernardino, California, 3 Desember 2015. Diduga pelaku penembakan sejumlah 3 orang yang menggunakan mobil SUV berwarna hitam. (KNBC via AP)
TEMPO.CO, Jakarta - Dua tersangka penembak mati 14 orang di San Bernardino, California, Amerika Serikat, yakni Syed Farook dan istrinya, Tashfeen Malik, ternyata membawa lebih dari 1.600 paket amunisi saat melakukan aksinya. Amunisi tersebut diangkut mobil SUV yang mereka bawa sebelum tewas dalam baku tembak dengan aparat kepolisian.
“Kami juga menemukan beberapa material bom dan sejumlah amunisi lain saat memeriksa rumah tersangka,” kata Kepala Polisi San Bernardino Jarrod Burguan, seperti dilansir Reuters, Kamis, 3 Desember 2015.
Burguan menjelaskan, motif penyerangan brutal oleh pasangan suami-istri tersebut belum diketahui. Sebelumnya, mereka sempat diduga teroris oleh Biro Investigasi Federal (FBI) Los Angeles, Amerika Serikat.
Setelah diidentifikasi lebih lanjut, jumlah orang yang terluka akibat insiden tersebut bertambah menjadi 21 orang. “Tak ada indikasi ancaman apa pun kepada warga di sekitar lokasi penembakan,” ujar Burguan.
Serangan yang dilakukan para tersangka tersebut terjadi pukul 11.00 waktu setempat di Inland Regional Center, 95 kilometer di timur Los Angeles, Rabu, 2 Desember 2015. Para tersangka yang terdiri atas tiga orang menyerbu sebuah ruangan konferensi yang disewa Departemen Kesehatan San Bernardino untuk sebuah pesta.
Setelah melakukan penembakan, Syed dan istrinya tewas saat berusaha melarikan diri setelah dihadang polisi. Sedangkan seorang rekan mereka ditangkap dan kini ditahan. Kasus penembakan ini adalah yang paling mematikan di Amerika Serikat sejak pembantaian sekolah Sandy Hook pada 2012.