Seorang pria menyelamatkan seorang anak yang terluka akibat serangan udara pasukan yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad, di Douma, Damaskus, Suriah, 7 November 2015. Pasukan Presiden Bashar al-Assad yang mendapat dukungan penuh dari Angkatan Udara Rusia melancarkan 81 serangan tiba-tiba dan menghantam 263 target di Suriah. REUTERS/Bassam Khabieh
TEMPO.CO, Damaskus - Serangan udara yang diluncurkan Rusia untuk membantu memperkuat rezim Presiden Bashar al-Assad sejak dua bulan lalu telah menewaskan lebih dari 1.500 orang, sepertiga di antaranya warga sipil.
Kelompok Pengamat Hak Asasi Suriah, yang berbasis di London, mengatakan serangan yang dimulai pada 30 September lalu itu telah membunuh 419 anggota Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) serta 598 pejuang Front Al-Nusra dan kelompok penentang Bashar yang lain.
Seperti dilansir Xinhua pada 30 November 2015, turut tewas dalam serangan tersebut adalah 485 warga sipil, 117 di antaranya anak-anak dan 47 wanita.
Rusia sejak dulu mendukung Assad dan berusaha mempertahankan pemerintahannya sejak sengketa bersenjata melanda Suriah pada Maret 2011.
Untuk meningkatkan dukungan tersebut, Rusia meluncurkan serangan udara yang diakuinya menargetkan ISIS, sebagai bagian dari menyatakan perang Moskow terhadap teror di Suriah. Pejabat pemerintah Suriah menilai serangan udara Rusia sangat efektif.
Sebuah sumber resmi Suriah mengatakan angkatan udara Rusia menggunakan sistem pengintai canggih di Suriah untuk memastikan target hanya kelompok-kelompok militan ISIS. Namun kelompok penentang Assad menuduh Moskow juga menargetkan pejuang berpaham moderat yang didukung Barat.
Lebih dari 250 ribu orang tewas di Suriah sejak perang saudara meletus di negara itu pada Maret 2011.
Suriah Terus Bergejolak, Markas Partai Penguasa Ditutup Demonstran
28 Agustus 2023
Suriah Terus Bergejolak, Markas Partai Penguasa Ditutup Demonstran
Para pengunjuk rasa yang menuntut diakhirinya pemerintahan otoriter menutup markas besar partai Baath yang berkuasa di Sweida, Druze, Suriah barat daya.