Uni Eropa Janji Mati-matian untuk Kesepakatan Iklim di Paris

Reporter

Editor

Anton Septian

Minggu, 29 November 2015 08:31 WIB

Matahari terbenam saat badai salju menghantam wilayah Baxter, California, 25 November 2015. Perubahan iklim menjadi faktor pemicu badai salju di California. REUTERS/Max Whittaker

TEMPO.CO, Jakarta - Uni Eropa siap bernegosiasi dalam Pertemuan PBB tentang pemanasan global di Paris. Menjelang konferensi perubahan iklim Paris atau COP 21 yang dimulai 30 November 2015, Komisaris Iklim dan Energi Uni Eropa Miguel Arias Canete mengatakan ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk negosiasi yang panjang dan rumit. Namun, secara positif, dia mengatakan akan ada kesepakatan.

"Kami memiliki kesepakatan di Paris. Dari situ, saya tidak ragu," katanya seperti dilansir Reuters, Rabu, 25 November lalu. Kuncinya untuk mendapatkan kesepakatan yang benar.

"Uni Eropa akan berjuang untuk kesepakatan yang sangat ambisius. Bila Anda memiliki 196 anggota, jalan keluar yang mudah adalah untuk menyetujui perjanjian," katanya kepada wartawan. "Kami akan bekerja siang dan malam untuk membuat kesepakatan yang cocok untuk tujuan."

Prioritas Uni Eropa, kata Arias Canete, adalah membuat kesepakatan Paris ditindaklanjuti dengan memperhitungkan pendapat ilmiah dan membatasi pemanasan global 2 derajat Celsius sampai akhir abad ini.

Sejauh ini, rencana aksi iklim nasional yang diajukan oleh lebih dari 170 negara hanya akan membatasi kenaikan suhu sekitar 3 derajat Celcius. Dengan ini, banyak ilmuwan mengatakan dapat mencegah dampak paling merusak dari pemanasan global, seperti banjir, kekeringan, dan meningkatnya permukaan air laut.

Prioritas Uni Eropa lain, kata dia, adalah transparansi dan akuntabilitas sistem untuk mendukung kesepakatan Paris yang lain. Sebanyak 28 negara menganggap dirinya sebagai pemimpin untuk memerangi pemanasan global, tetapi mereka sebenarnya bertanggung jawab sebagai penghasil 10 persen emisi gas rumah kaca.

Ia menganggap perlu dukungan global, terutama dari negara penghasil emisi terbesar seperti Cina dan Amerika Serikat. Di Eropa, ia melihat Polandia dapat melemahkan sikap negosiasi Eropa.

Pemerintah Polandia sangat bergantung pada batubara karbon-intensif. Pemerintah sangat gencar membela industri pertambangan setelah pemilu bulan Oktober yang membawa pemerintahan yang lebih konservatif berkuasa.

Arias Canete mengatakan, meskipun menteri Polandia mengatakan akan bekerja untuk melindungi Polandia dari dampak kesepakatan iklim, sang menter juga mengatakan ia mendukung pakta global sesegera mungkin.

REUTERS | ARKHELAUS W

Berita terkait

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

1 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

1 hari lalu

Delegasi Uni Eropa Kunjungi IKN untuk Jajaki Peluang Investasi

Delegasi Uni Eropa mengunjungi Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk penjajakan peluang investasi.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

3 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

4 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

7 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

8 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

8 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

9 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

15 hari lalu

Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

15 hari lalu

Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

Sepanjang sejarah, Iran telah menjadi sasaran berbagai sanksi internasional atau embargo dari beberapa negara, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Baca Selengkapnya