Piramid Giza di Mesir diterangi cahaya berwarna biru, putih, dan merah, sebagai tanda solidaritas dengan Prancis atas terjadinya peristiwa penembakan dan bom di Paris, 15 November 2015. AP/Thomas Hartwell
TEMPO.CO, Yerusalem - Pada Ahad, 15 November 2015, Israel mengatakan tenaga intelijennya sedang membantu Prancis mengejar para pelaku serangan senjata dan bom di Paris pada Jumat malam, 13 November 2015, waktu setempat. Sejumlah media di Israel menyebutkan negeri itu menyediakan informasi tentang sejumlah kelompok militan di Suriah dan Irak.
Tak lama setelah serangan Jumat malam di Paris yang menewaskan 129 orang itu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan telah memerintahkan kerja sama dengan Prancis dan otoritas Eropa lain untuk mengidentifikasi pelaku dan mencegah serangan berikutnya.
"Kerja sama ini sedang berlangsung tentu saja sesuai dengan arahan Perdana Menteri, perolehan bahan intelijen, dan kami juga akan terus memperdalam kerja sama," ucap Menteri Intelijen Yisrael Katz kepada wartawan.
Menurut siaran televisi Channel 2, Israel sebelumnya tidak memberi peringatan mengenai serangan Paris tapi, dalam beberapa jam seusai serangan mematikan tersebut, negeri Yahudi itu memberi keterangan detail mengenai gerakan ISIS yang diyakini keluar dari sarangnya.
Mengutip keterangan seorang pejabat senior Israel yang tak bersedia disebutkan namanya, Channel 2 mengatakan Israel melihat dengan jelas hubungan antara serangan Paris dan ledakan bom bunuh diri di Beirut serta meledaknya pesawat penumpang Rusia pada 31 Oktober 2015 di Gurun Sinai, Mesir.
Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu
7 jam lalu
Israel Ancam Balas Dendam terhadap Palestina Jika ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu
Israel mengancam melakukan pembalasan terhadap Otoritas Palestina jika ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Benjamin Netanyahu dan menteri-menterinya.