Malcolm Turnbull, saat tiba untuk melakukan sumpah jabatan sebagai Perdana Menteri baru di Canberra, Australia, 15 September 2015. Turnbull berhasil meraup 54 suara anggota partai, sedangkan Abbott hanya meraih selisih 10 angka, yakni 44 suara. Lukas Coch/Pool Photo via AP
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengecam keras serangan teror yang terjadi di sejumlah kawasan di Paris, Prancis. Turnbull mengucapkan belasungkawa atas jatuhnya korban dan menawarkan bantuan jika Prancis membutuhkannya.
Dalam pidatonya, Malcom Turnbull juga menyampaikan bahwa serangan yang terjadi di Paris mirip gaya yang dilakukan ISIS. "Sepertinya memiliki semua ciri khas dari Daesh," katanya, seperti dilansir The Guardian, Sabtu, 14 November 2015. Australia menggunakan kata "Daesh" untuk menyebut ISIS.
Turnbull juga memuji para penonton sepak bola di Stade de France, Paris, yang mengumandangkan lagu kebangsaan La Marseillaise, ketika menyadari kota mereka, Paris, diserang para teroris. "Mereka orang-orang berani, mau melawan terorisme," tuturnya.
Meski menyebut terori itu khas Daesh atau ISIS, Turnbull mengaku itu masih spekulasi karena penyelidikan sedang dilakukan, siapa pelaku aksi teror masif di Paris. Banyak spekulasi terjadi, "Apa yang kita ketahui pada saat ini pasti akan berubah," ujarnya.
Yang jelas, menurut Turnbull, para teroris membunuh atas nama Tuhan. "Namun apa yang mereka lakukan sesungguhnya adalah pekerjaan setan."