Menang Pemilu, Suu Kyi Tak Bisa Jadi Presiden, Ini Musababnya

Reporter

Selasa, 10 November 2015 16:10 WIB

Pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, tersenyum saat tiba dalam kampanye partai NLD di Yangon, Myanmar, 1 November 2015. AP/TunGemunu Amarasinghe

TEMPO.CO, Yangon - Partai oposisi pimpinan peraih hadiah Nobel, Aung San Suu Kyi, diprediksi menang besar setelah dalam beberapa dekade acap kali mendapatkan sergapan penguasa militer. Namun Suu Kyi tak bakal bisa menjadi calon Presiden Myanmar. Menurut konstitusi negara, dia dilarang menjadi presiden lantaran menikah dengan warga negara Inggris dan memiliki anak berpaspor Inggris.

Penghitungan suara hasil pencoblosan di Myanmar pada Ahad, 8 November 2015, berlanjut hingga Selasa, 10 November 2015. Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partai yang dikomandoi Suu Kyi, memenangi 49 dari 54 kursi yang tersedia untuk Provinsi Karen dan Kachin.

Adapun partai berkuasa, Partai Pembangunan dan Solidaritas Bersatu (USDP), hanya menempati posisi ketiga. Dari pengumuman resmi yang disampaikan Komisi Pemilihan Umum Mynamar, NLD meraih 145 kursi dari total 160 kursi yang tersedia di parlemen.

Dengan prediksi kemenangan gemilang NLD, timbul pertanyaan bagaimana Myanmar yang puluhan tahun dikuasai para jenderal militer bisa menerima kekalahan dalam pemilihan umum.

Myanmar dipimpin militer menuju pemerintahan semi-sipil pada 2011. Namun, fakta sesungguhnya, militer tetap mendominasi kekuasaan setelah dalam beberapa dekade menguasai semua kehidupan di Myanmar. Sebanyak 25 persen kursi di parlemen adalah jatah untuk militer.

Pada acara jumpa pers, Selasa, 10 November 2015, pengamat pemilihan umum dari Uni Eropa, Alexander Lambsdorff, mengatakan, "Rata-rata 95 persen delegasi Uni Eropa menerima informasi proses pemilihan umum berjalan dengan sangat baik."

Meskipun demikian, dia menambahkan, pemilihan raya di Myanmar tidak sepenuhnya bisa disebut "asli" ketika 25 persen kursi di parlemen tidak diperuntukkan bagi para peserta pemilu dan secara otomatis disediakan bagi angkatan bersenjata.

Pengamat pemilihan umum, Ana Gomes, yang juga anggota parlemen Uni Eropa asal Portugal, menerangkan, dia sangat terkesan dengan atmosfer pemilihan umum yang berjalan dengan tenang dan damai. Namun dia meminta Myanmar mengubah konstitusi pemilihan umum agar diperuntukkan bagi semua anggota parlemen.

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN




Berita terkait

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

11 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

26 hari lalu

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

36 hari lalu

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

Junta Myanmar mengumumkan bahwa pemilu Myanmar berikutnya berpotensi tak diselenggarakan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

42 hari lalu

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

Rumah besar di tepi danau tempat pemimpin demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi menghabiskan bertahun-tahun sebagai tahanan rumah dilelang pada Rabu

Baca Selengkapnya

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

1 Maret 2024

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

Komisi Tinggi HAM PBB menyoroti isu yang masih berlangsung di Myanmar, yaitu kekuasaan junta Myanmar dan persekusi etnis Rohingya.

Baca Selengkapnya

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

29 Januari 2024

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

ASEAN pada Oktober 2021 memutuskan bahwa hanya perwakilan nonpolitik dari junta Myanmar saja yang diperbolehkan hadir pada pertemuan ASEAN.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

25 Januari 2024

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

Pengadilan di Myanmar melelang vila tempat mantan pemimpin dan ikon demokrasi Aung San Suu Kyi menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

5 Januari 2024

Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

Pemerintah junta Myanmar akan membebaskan banyak tahanan berdasarkan amnesti untuk memperingati hari kemerdekaan negara setiap 4 Januari.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

16 November 2023

Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

Junta Myanmar juga menyerukan kepada warganya yang memiliki pengalaman militer untuk siap bertugas.

Baca Selengkapnya

Kalah dari Aliansi Pemberontak, Junta Myanmar Hadapi Ujian Terbesar Sejak Kudeta

11 November 2023

Kalah dari Aliansi Pemberontak, Junta Myanmar Hadapi Ujian Terbesar Sejak Kudeta

Aliansi pemberontak telah merebut sebagian wilayah utara dari junta Myanmar, sebuah kemenangan paling signifikan sejak kudeta 2021.

Baca Selengkapnya