Pemilu Myanmar: Muslim Rohingya Tamu dan Tamu Tidak Memilih  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Minggu, 8 November 2015 16:15 WIB

Pengungsi Rohingya dibawa dengan truk ke kamp pengungsian Mee Tike, dekat perbatasan Myanmar - Bangladesh, 4 Juni 2015 dari tempat penampungan di dermaga Kanyin Chaung, Myanmar. REUTERS/Soe Zeya Tun

TEMPO.CO, Rachine - Dalam sebuah wawancara, juru bicara Ma Ba Tha atau Asosiasi Patriotik Myanmar menolak klaim bahwa mereka merupakan sumber kekerasan terhadap muslim Rohingya di Myanmar. Ma Ba Tha merupakan kelompok pimpinan biksu Ashin Wirathu, yang mendukung rencana Thein Seine mengusir warga Rohingya.

Dia membantah tuduhan genosida yang dilancarkan beberapa kelompok hak asasi manusia baru-baru ini.

"Yang ingin saya tanyakan adalah apakah ada yang menyaksikan orang yang melakukan genosida ini?" kata U Kyaw Win Sein, manajer proyek untuk Ma Ba Tha, di Yangon. "Apakah ada saksi untuk genosida terhadap Rohingya?"

Win Sein juga mengomentari kekhawatiran yang muncul ihwal pencabutan hak suara dari 750 ribu orang, banyak dari mereka yang merupakan etnis Rohingya. Pemilu Myanmar berlangsung hari ini, Minggu, 8 November 2015.

"Rohingya adalah tamu," kata Win Sein, sebagaimana dilansir dari laman Stripes.com, Minggu, 8 November. "Tidak ditemukan dalam sejarah tamu dapat memilih di tempat mereka tidak berasal."

Politikus oposisi terkemuka Myanmar, Aung San Suu Kyi, yang diharapkan menjadi pembela kaum minoritas, belum secara terbuka merangkul dan memperjuangkan hak-hak Rohingya.

Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), sangat berhati-hati dalam menangani muslim, meski tampaknya juga takut dukungan terhadap mereka berkurang.

NLD, sebagaimana dilaporkan Stripes.com, tidak mengakomodasi kandidat muslim tahun ini sehingga tak satu pun dari warga muslim terpilih menjadi anggota parlemen nasional.

Dalam konferensi pers, Kamis lalu, Suu Kyi juga menepis tuduhan tentang Rohingya menjadi korban genosida dan mendesak media tidak membesar-besarkan masalah. Ketika ditanya tentang Ma Ba Tha, ia hanya berbicara "agama digunakan untuk tujuan politik", tapi tidak mengkritik kelompok itu.

Namun, di kamp Da Paing, Rachine, pada Jumat, 6 November 2015, sulit menemukan kaum muslim Rohingya yang mengkritik Suu Kyi. Justru sangat mudah menemukan orang-orang yang mendukungnya.

"Dia memenangi hadiah (Nobel) untuk hak asasi manusia," kata Abu Seedik. "Jadi mungkin dia akan membantu kami."

Thein Maung, seorang penganggur, mengatakan, saat masih di Sittwe, dia ingat tinggal dengan teman-temannya yang beragama Buddha.

"Di pusat kota, kami hidup bersama dengan orang Rachine, saling mengunjungi rumah ke rumah, bergaul dengan satu sama lain," katanya. "Kemudian pemerintah memisahkan kami. Sekarang mereka bisa datang ke sini, tapi kami tidak bisa pergi ke sana."

Mantan nelayan itu mengatakan ia menunggu hasil pemungutan suara dan baru akan memutuskan langkah berikutnya, begitu pun warga Rohingya lainnya.

"Setelah dua bulan, jika situasi tidak berubah, kami akan pergi dengan perahu," katanya. "Kami akan menempuh perjalanan berbahaya."

STRIPES.COM | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

18 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

33 hari lalu

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

43 hari lalu

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

Junta Myanmar mengumumkan bahwa pemilu Myanmar berikutnya berpotensi tak diselenggarakan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

49 hari lalu

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

Rumah besar di tepi danau tempat pemimpin demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi menghabiskan bertahun-tahun sebagai tahanan rumah dilelang pada Rabu

Baca Selengkapnya

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

1 Maret 2024

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

Komisi Tinggi HAM PBB menyoroti isu yang masih berlangsung di Myanmar, yaitu kekuasaan junta Myanmar dan persekusi etnis Rohingya.

Baca Selengkapnya

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

29 Januari 2024

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

ASEAN pada Oktober 2021 memutuskan bahwa hanya perwakilan nonpolitik dari junta Myanmar saja yang diperbolehkan hadir pada pertemuan ASEAN.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

25 Januari 2024

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

Pengadilan di Myanmar melelang vila tempat mantan pemimpin dan ikon demokrasi Aung San Suu Kyi menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

5 Januari 2024

Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

Pemerintah junta Myanmar akan membebaskan banyak tahanan berdasarkan amnesti untuk memperingati hari kemerdekaan negara setiap 4 Januari.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

16 November 2023

Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

Junta Myanmar juga menyerukan kepada warganya yang memiliki pengalaman militer untuk siap bertugas.

Baca Selengkapnya

Kalah dari Aliansi Pemberontak, Junta Myanmar Hadapi Ujian Terbesar Sejak Kudeta

11 November 2023

Kalah dari Aliansi Pemberontak, Junta Myanmar Hadapi Ujian Terbesar Sejak Kudeta

Aliansi pemberontak telah merebut sebagian wilayah utara dari junta Myanmar, sebuah kemenangan paling signifikan sejak kudeta 2021.

Baca Selengkapnya