Barang-barang milik para korban pesawat Metrojet Rusia yang mengalami kecelakaan di semenanjung Sinai, mesir, 2 November 2015. (Russian Ministry for Emergency Situations photo via AP)
TEMPO.CO, Moskow - Sekitar 79 ribu warga Rusia dilaporkan masih berada di Mesir setelah Kremlin membatalkan semua penerbangan ke negara itu, menyusul kecelakaan pesawat Metrojet Rusia di Sinai yang menewaskan 224 orang. Demikian diumumkan Kepala badan pariwisata Rusia pada Sabtu 7 November 2015, seperti dikutip dari laman Trust.org.
Sebelumnya, Presiden Vladimir Putin telah memerintahkan penangguhan semua penerbangan ke Mesir, dan meminta setiap warga Rusia yang masih berada di negara itu harus dijemput pulang.
Oleg Safonov, kepala Rostourism, mengatakan sebagian besar warga Rusia di Mesir tengah menikmati liburan di resor Laut Merah Hurghada dan Sharm al-Sheikh. Dari semua warga Rusia itu, baru sekitar 1.200 yang kembali ke kampung halaman. "Proses evakuasi wisatawan akan dieksekusi," kata Safanof, seperti dikutip kantor berita Rusia. "Pesawat kosong akan tiba di Mesir untuk membawa pulang warga Rusia."
Safonov juga mengatakan penumpang akan kembali tanpa membawa bagasi, mengikuti keputusan yang dibuat oleh pemerintah Inggris.
Sementara untuk mengakomodir warga yang hendak berlibur dan terlanjur memesan tiket perjalanan ke Mesir, Persatuan Industri Travael Rusia (RTIU) mengatakan, hampir semua wisatawan Rusia itu membatalkan perjalanannya. Mereka sepakat untuk mengalihkan tujuan wisata ke Turki.
"Dalam waktu dekat, penerbangan yang seharusnya diterbangkan ke Mesir akan diarahkan ke Antalya," kata kantor berita Interfax mengutip juru bicara RTIU Irina Turina. "Hampir semua wisatawan setuju dengan hal ini."