Pria Muslim Ini Tolak Berikan Suara di Pemilu Myanmar  

Reporter

Jumat, 6 November 2015 13:22 WIB

Warga beristirahat di kamp pengungsian etnis Rohingya yang hancur dihantam badai di Rakhine, Myanmar 4 Agustus 2015. Myanmar meminta bantuan internasional untuk menyediakan makanan, tempat tinggal sementara dan pakaian untuk lebih dari 210.000 warganya yang menjadi korban badai disertai hujan lebat. REUTERS/Soe Zeya Tun

TEMPO.CO, Yangoon - Di sebuah kamp pengungsi di luar ibu kota provinsi Myanmar Sittwe, Soe Hlaing memegang selembar kartu merah muda, dokumen yang menunjukkan status kewarganegaraan dan memberinya hak suara dalam pemilihan umum bersejarah Minggu, 8 November 2015.

Namun, pria Muslim berusia 44 tahun itu, sebagaimana dilansir dari laman Trust.org pada 6 November mengatakan, dia tidak akan menggunakan hak suara sebagai protes terhadap pencabutan hak dari sekitar 1,1 juta Muslim Rohingya.

"Kecuali setiap orang bisa memilih, saya tidak akan memilih," katanya sambil duduk di luar rumah rotan di kamp Ohn Daw Gyi di pinggiran Sittwe. Bahkan istrinya, kata dia, tidak masuk dalam daftar pemilih.

Soe Hlaing adalah Kaman Muslim, bukan Rohingya. Kaman adalah salah satu dari 135 kelompok etnis Myanmar yang diakui dan memiliki hak kewarganegaraan penuh, tidak seperti Rohingya.

Tapi, Soe Hlaing harus hidup di sebuah kamp pengungsi masyarakat Rohingya selama terjadi praktik kekerasan anti-Muslim sejak tahun 2012. Sejak di kamp, pemerintah telah menerapkan padanya sejumlah pembatasan seperti yang dialami kaum Rohingya.

Trust.Org melaporkan bahwa pada saat pemungutan suara—pemilu pertama yang bebas dan adil selama 25 tahun—akan berlangsung 8 November di Myanmar, kelompok Muslim minoritas tetap berada dalam tekanan dan tidak diakui.

Partai oposisi Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) secara umum diyakini akan memenangkan pemilu, tetapi tonggak reformasi politik kemenangan NLD dipercaya akan mewakili hilangnya partisipasi umat Islam di negara mayoritas Buddha itu.

Para Biksu Buddha radikal telah memicu ketegangan anti-Muslim selama waktu menjelang pemilu, dan NLD dilaporkan tidak mendorong calon Muslim karena takut diintimidasi.

Dikatakan bahwa sangat sedikit kandidat Muslim yang maju dari partai apa pun meskipun terdapat sekitar lima persen Muslim dari populasi 51 juta di Myanmar. Dan hanya 150 orang yang memenuhi syarat untuk memilih dari hampir 100.000 Muslim yang tinggal di kamp-kamp sekitar Sittwe, ibu kota Rakhine.

"Ini adalah tindakan menyedihkan dari sentimen anti-Muslim luas yang tidak hanya ditujukan pada Rohingya," kata David Mathieson, seorang peneliti senior Human Rights Watch Myanmar di Yangon.





TRUST.ORG | MECHOS DE LAROCHA


Advertising
Advertising

Berita terkait

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

11 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

26 hari lalu

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

36 hari lalu

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

Junta Myanmar mengumumkan bahwa pemilu Myanmar berikutnya berpotensi tak diselenggarakan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

42 hari lalu

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

Rumah besar di tepi danau tempat pemimpin demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi menghabiskan bertahun-tahun sebagai tahanan rumah dilelang pada Rabu

Baca Selengkapnya

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

1 Maret 2024

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

Komisi Tinggi HAM PBB menyoroti isu yang masih berlangsung di Myanmar, yaitu kekuasaan junta Myanmar dan persekusi etnis Rohingya.

Baca Selengkapnya

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

29 Januari 2024

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

ASEAN pada Oktober 2021 memutuskan bahwa hanya perwakilan nonpolitik dari junta Myanmar saja yang diperbolehkan hadir pada pertemuan ASEAN.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

25 Januari 2024

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

Pengadilan di Myanmar melelang vila tempat mantan pemimpin dan ikon demokrasi Aung San Suu Kyi menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

5 Januari 2024

Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

Pemerintah junta Myanmar akan membebaskan banyak tahanan berdasarkan amnesti untuk memperingati hari kemerdekaan negara setiap 4 Januari.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

16 November 2023

Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

Junta Myanmar juga menyerukan kepada warganya yang memiliki pengalaman militer untuk siap bertugas.

Baca Selengkapnya

Kalah dari Aliansi Pemberontak, Junta Myanmar Hadapi Ujian Terbesar Sejak Kudeta

11 November 2023

Kalah dari Aliansi Pemberontak, Junta Myanmar Hadapi Ujian Terbesar Sejak Kudeta

Aliansi pemberontak telah merebut sebagian wilayah utara dari junta Myanmar, sebuah kemenangan paling signifikan sejak kudeta 2021.

Baca Selengkapnya