Hasil Sadapan: Bom Sengaja Ditaruh di Pesawat Rusia  

Reporter

Jumat, 6 November 2015 07:26 WIB

Sejumlah tentara Mesir mengumpulkan barang-barang milik para korban kecelakaan pesawat Metrojet Rusia yang mengalami kecelakaan di semenanjung Sinai, Mesir, 2 November 2015. Kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpang dan awak pesawat. (Russian Ministry for Emergency Situations photo via AP)

TEMPO.CO, WASHINGTON - Para pejabat Amerika Serikat dan Inggris meyakini bahwa pesawat Metrojet 9268 Rusia yang jatuh di atas Semenanjung Sinai, Mesir, dalam rute ke St. Petersburg akibat sebuah bom yang diselundupkan oleh teroris Islamic State (ISIS) atau kelompok afiliasinya.

“Sebuah bom adalah skenario dengan kemungkinan tinggi,” ujar seorang pejabat Amerika Serikat kepada AFP, kemarin. “Itu sesuatu yang ISIS inginkan.”

Dugaan kuat itu, seperti dilansir New York Daily News, kemarin, salah satunya berasal dari penyadapan komunikasi yang mengungkapkan bahwa ISIS diam-diam memasukkan bahan peledak ke pesawat yang membawa 224 penumpang tersebut. Dalam pesan-pesan online, kemarin, milisi ISIS terus mengklaim bertanggung jawab atas jatuhnya Metrojet sebagai balas dendam terhadap serangan udara gencar Rusia kepada ISIS di Suriah.

Bukti sebelumnya, dua pejabat Amerika Serikat di Washington kepada The Associated Press mengatakan pada Rabu lalu, satelit Amerika Serikat mendeteksi ada citra panas di lambung jet itu beberapa detik sebelum meluncur jatuh.

Aktivitas inframerah itu belum tersimpulkan. Namun, hal itu mengindikasikan sebuah ledakan bom atau meledaknya tangki bahan bakar karena suatu kerusakan.

Seperti dimuat di Sky News, Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan, jatuhnya Metrojet “lebih mungkin” akibat sebuah bom—beberapa jam setelah Menteri Luar Negeri Philip Hammond menyatakan dari sumber-sumber intelijen ada “kemungkinan yang signifikan” milisi ISIS atau kelompok afiliasinya bertanggung jawab.

Inggris menghentikan penerbangan dari Sinai seiring dengan pengetatan keamanan di bandara di sana. Langkah-langkah darurat kemarin diberlakukan untuk menyelamatkan ribuan turis dari berbagai negara yang masih berada di resor Laut Merah itu. NBC News menyebut para penyelidik berfokus pada sebuah bom sebagai penyebab jatuhnya Metrojet.

Menurut Channel News Asia, maskapai Kogalymavia yang mengoperasikan pesawat itu mengesampingkan kerusakan teknis atau faktor manusia.

Adapun para pakar mengungkapkan fakta bahwa reruntuhan dan mayat korban yang tersebar dalam area luas menunjukkan pecahnya pesawat di udara. Ujungnya dua kemungkinan: kerusakan teknis atau ledakan dari sebuah bom yang diselundupkan di perut pesawat. Hingga kemarin, operasi pencarian diperluas ke radius 40 kilometer persegi.

Rusia dan Mesir kemarin menolak keyakinan Inggris dan Amerika Serikat. Klaim itu dinilai masih prematur. Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin, Dmitry Peskov, berkukuh para penyelidik penerbangan masih bekerja berdasarkan seluruh teori penyebab jatuhnya Airbus A321-200 itu. “Orang tidak bisa mengesampingkan satu teori. Tapi, saat ini tidak ada alasan untuk menyatakan satu teori yang dapat diandalkan. Hanya para penyidik yang bisa melakukan,” ujar Peskov di Moskow, kemarin.

NEW YORK DAILY NEWS | CHANNEL NEWS ASIA | SKY NEWS | STAR AND STRIPES | NBC NEWS | DWI ARJANTO

Berita terkait

Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri

13 November 2017

Rusia Tuntut Amerika Kembalikan Bendera yang Dicuri

Bendera Rusia hilang dari konsulatnya di San Francisco, Amerika Serikat. Moskow menyebut benderanya dicuri.

Baca Selengkapnya

Rusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara

17 Oktober 2017

Rusia Buka Kembali Jalur Feri ke Korea Utara

Rusia telah membuka kembali jalur lautnya ke Korea Utara setelah sekitar 2 bulan lamanya ditutup.

Baca Selengkapnya

ROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir

29 September 2017

ROSATOM Rusia Bidik Asia Tenggara untuk Kerja Sama Nuklir

ROSATOM, BUMN Nuklir asal Rusia,??menjajaki peluang kerja sama di bidang energi nuklir di negara-negara kawasan Asia Tenggara..

Baca Selengkapnya

Berkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap

27 September 2017

Berkat Ponsel, Pasangan Kanibal yang Bunuh 30 Orang Ditangkap

Pasangan kanibal ditangkap polisi setelah ponselnya ditemukan dan mengaku telah membunuh sedikitnya 30 orang.

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik

6 September 2017

Rusia Akan Tuntut Amerika Terkait Perampasan Properti Diplomatik

Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan Kementerian Luar Negeri untuk menuntut pemerintah Amerika Serikat atas perampasan properti diplomatik

Baca Selengkapnya

Presiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika

1 September 2017

Presiden Trump Minta Rusia Tutup 3 Konsulatnya di Amerika

Amerika Serikat telah meminta Rusia untuk menutup 3 kantor konsulatnya di San Francisco, Washington, dan New York.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang

24 Agustus 2017

Duta Besar Rusia untuk Sudan Tewas di Kolam Renang

Duta Besar Rusia untuk Sudan, Mirgayas Shirinsky, ditemukan tewas di kolam renang kediamannya di ibu kota Khartoum

Baca Selengkapnya

Liburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin  

6 Agustus 2017

Liburan Musim Panas, Putin Berburu dan Berenang di Danau Dingin  

Putin menikmati liburan musim panasnya dengan berburu di padang gurun Siberia, berenang di air danau yang sangat dingin, dan memancing.

Baca Selengkapnya

Putin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun  

31 Juli 2017

Putin Restui Pasukan Rusia Bertahan di Suriah Selama 49 Tahun  

Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang baru mengenai Angkatan Udara Rusia untuk tetap di Suriah selama 49 tahun.

Baca Selengkapnya

Kucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak

27 Juli 2017

Kucing Ini Jadi Pahlawan Selamatkan Hidup 8 Bayi Landak

Seekor kucing di Rusia bernama Muska menjadi pahlawan setelah menyusui dan merawat 8 bayi landak yang tidak memiliki induk.

Baca Selengkapnya