Seorang wanita keluarga korban jatuhnya pesawat milik maskapai Kogalymavia menangis di bandara Pulkovo di St. Petersburg, Rusia, 31 Oktober 2015. Pesawat itu gagal memenuhi jadwal untuk menghubungi pengendali lalu lintas udara di Siprus 23 menit sesudah lepas landas, lalu menghilang dari radar. REUTERS/Peter Kovalev
TEMPO.CO, KAIRO - Sejumlah negara menurunkan timnya, bergabung bersama untuk mencari tahu penyebab jatuhnya Pesawat Maskapai Rusia, Kogalymavia di kawasan Sinai Utara. Pesawat komersil itu membawa 224 penumpang dan diduga tewas dalam tragedi di pegunungan dekat kota pantai Al Arish, Sinai Utara.
Para peneliti dari Rusia, Jerman dan Perancis, seperti dilansir Reuters pada Minggu 1 November 2015, terbang ke Mesir untuk menginvestigasi jatuhnya pesawat A321 Airbus. Disana, sudah menunggu tim dari Mesir untuk meneliti sebab jatuhnya pesawat yang bernama Metrojet.
Minggu pagi, Perdana Menteri Mesir Sherif Ismail dan timnya sudah meninjau lokasi jatuhnya pesawat. Termasuk mengawasi proses evakuasi oleh tim SAR dan tentara dari Mesir.
Pesawat Airbus A-321 yang dioperasikan oleh Perusahaan Penerbangan Rusia Kogalymavia dan membawa 217 penumpang serta tujuh anggota awak jatuh di Semenanjung Sinai tak lama setelah pesawat itu lepas-landas dari Kota Pelancongan Laut Merah, Sharm-esh-Sheikh, pada Sabtu pagi.
Pesawat tersebut lepas-landas pada pukul 05.51 waktu setempat (10.51 WIB) dan hilang dari radar setelah 30 menit mengudara, kata satu pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor perdana menteri Mesir.
Beberapa helikopter militer telah menemukan lokasi kecelakaan, daerah pegunungan yang terletak 35 kilometer di sebelah selatan Kota Al-Arish.