Seorang sherpa atau pemandu gunung membersihkan tumpukan sampah di gunung paling tinggi di dunia Everest. Banyak pendaki tertantang untuk menaklukan gunung ini, namun para pendaki juga meninggalkan banyak sampah. Nepal, 23 Mei 2010. Namgyal Sherpa/Getty Images
TEMPO.CO, Everest - Pendaki asal Jepang yang hanya memiliki satu jari menjadi orang pertama yang mencapai puncak Gunung Everest pada tahun ini, hampir lima bulan setelah ribuan orang tewas dalam gempa bumi dan longsor di gunung tertinggi di dunia itu.
Nobukazu Kuriki, 33, dilaporkan Sabtu, sebagaimana dilansir dari laman Upi.com berhasil mencapai South Col di Everest, yang dikenal sebagai zona kematian karena di ketinggian itu risiko terserang penyakit sangat besar.
Ia dilaporkan beristirahat sekitar delapan jam dan melakukan pendakian terakhirnya menuju puncak 'dream climb', tempat yang dimimpikan setiap pendaki untuk dicapai. Ini adalah keempat kalinya Kuriki mendaki Everest, setiap kali selalu mencapai puncak.
Pada 2012, Kuriki dilaporkan kehilangan sembilan jarinya akibat radang dingin dalam upaya mencapai West Ridge. Dia mengaku lebih suka mendaki tanjakan berbahaya sendirian dan dengan peralatan minimal. "Ini bentuk paling asli dari tebing dan itu paling buruk."
Kementerian Pariwisata dan Penerbangan Nepal ikut merayakan upaya Kuriki sebagaimana negara itu yang tengah berjuang untuk membuktikan kepada dunia bahwa Gunung Everest aman untuk didaki.
Pada April, lebih dari 9.000 orang akibat gempa 7,8 skala Richter yang mengguncang Nepal dan memicu longsor besar sheingga sedikitnya 20 pendaki Everest tewas. "Saya mendaki gunung untuk berdiri bersama Nepal selama masa sulit ini, dan untuk menyebarkan pesan bahwa Nepal aman untuk pariwisata," ucap Kuriki.