Mengapa Warga Suriah Eksodus ke Eropa, Bukan ke Negara Arab  

Senin, 7 September 2015 09:37 WIB

Dua orang anak kecil tengah bermain di area stasiun Budapest's Keleti. Pemerintah Hongaria awalnya melarang para imigran memasuki area stasiun, beberapa aksi kekerasan terjadi saat para pengungsi berusaha memaksa masuk area stasiun. Frankfurt, Jerman, 6 September 2015. REUTERS / Kai Pfaffenbach

TEMPO.CO, Muenchen- Ada tanda tanya besar saat ratusan ribu warga Suriah melakukan eksodus menuju negara-negara Eropa, seperti Hungaria, Austria, Jerman, dan Inggris. Mengapa Eropa? Mengapa tidak pergi ke negara-negara Arab yang kaya minyak?

Menurut International Business Times, ada beberapa faktor Eropa menjadi magnet besar bagi warga Suriah. Salah satu magnet itu adalah niat baik dari negara seperti Jerman. Selain ekonominya yang kuat, pemerintahan Kanselir Angela Merkel juga berjanji tidak akan menepatkan batasan soal jumlah aplikasi suaka.

"Tidak akan ada batas atas yang ditetapkan pada penerimaan orang-orang yang melarikan diri penganiayaan dan membutuhkan perlindungan," kata Manfred Schmidt, Kepala Migrasi Jerman, pekan lalu.

Ini berbeda dengan negara-negara Teluk yang cenderung diam terhadap pengungsi. Secara geografis, para pengungsi Suriah memang lebih mudah menuju Eropa ketimbang ke Arab Saudi, misalnya. Untuk ke Arab, warga Suriah harus melewati negeri konflik lain, seperti Libanon dan Irak. Sedangkan untuk ke Eropa, mereka tinggal menyeberang ke Turki atau Yunani. Lalu dengan naik bus, berjalan kaki atau naik kereta menuju Hungaria, Austria, dan Jerman. Menurut The Guardian, rute favorit mereka adalah Istanbul (Turki)-Athena (Yunani)-Subotica/Rozke/Kanjiza-Budapest (Hungaria).


Baca juga:
Pertemuan Novanto-Trump: Kenapa Dalih Ketua DPR Mengada-ada
Drama Budi Waseso: Jokowi-JK Menguat, Kubu Mega Menyerah?

Jumlah pengungsi dari daerah konflik Timur Tengah setidaknya 350 ribu yang mencapai perbatasan Uni Eropa. Sabtu lalu, ribuan pengungsi yang sebagian besar lari dari perang di Suriah itu pergi dari Hungaria setelah mendapatkan perlakuan keras dari pemerintah. Mereka melintasi Austria dengan tujuan Jerman. “Perang telah merampok impian kami, mencuri rumah-rumah kami,” kata Ahmad Yusuf, 62 tahun, pengungsi asal Suriah.

Di antara negara Uni Eropa, Jerman muncul sebagai tujuan favorit para pencari suaka dan imigran. Lebih dari 3.000 pengungsi yang Sabtu lalu tiba di Kota Muenchen pada tengah hari dan secara keseluruhan akan ada sekitar 7.000 yang akan datang pada hari itu.

Reaksi orang Jerman untuk pendatang baru memang belum sepenuhnya positif. Pegida, kelompok anti-Islam yang memproklamasikan diri sebagai neo-Nazi, telah berusaha mencegah para pengungsi memasuki negara itu dengan melakukan protes keras dan bahkan menyerang kamp-kamp pengungsi. Freital dan Heidenau, dua kota kecil di tenggara Jerman, dikenal sebagai tempat subur bagi kekerasan terhadap pengungsi.

Namun banyak juga penduduk setempat yang menyambut para pengungsi dengan tangan terbuka seperti yang ditunjukkan di stasiun Muenchen, Sabtu lalu. Sekelompok warga berkumpul di sana menyambut para pengungsi, membagi-bagikan permen dan air. Pengungsi, termasuk banyak wanita dan anak-anak, tersenyum saat orang bertepuk tangan dan berteriak, "Selamat datang di Jerman!" ketika mereka tiba di stasiun kereta api.

"Pada kenyataannya, kehidupan seperti yang kita alami di sini sudah jauh lebih beragam," kata Presiden Jerman Joachim Gauck soal sikap warganya itu.

Pihak berwenang mengatakan Jerman diperkirakan menerima 800.000 aplikasi suaka pada akhir tahun. “Biaya untuk menangani ratusan ribu pengungsi itu bisa US$ 2-3,6 juta,” kata Menteri Tenaga Kerja Jerman Andrea Nahles.

International Business Times | The Guardian | BBC


Baca juga:
Habis Soal Novanto,Wanita Seksi Ini Hebohkan Kampanye Trump?
Cerita Ahok, Soal Plesir DPR ke Luar Negeri Penuh Manipulasi


Advertising
Advertising

Berita terkait

CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

12 Januari 2018

CIIA: Bahrun Naim Tewas di Suriah, Juga Anaknya yang Kurang Gizi

Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya sudah melakukan konfirmasi soal kematian Bahrun Naim.

Baca Selengkapnya

Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

18 Oktober 2017

Gadis Cilik Suriah yang Berkicau di Twitter Kunjungi Markas PBB

Bana Al Abed, gadis cilik yang mencuit pengalamannya sebagai penduduk Aleppo, Suriah saat dikepung pemberontak diundang ke markas PBB di New York.

Baca Selengkapnya

Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

13 Agustus 2017

Tujuh Relawan White Helmets Tewas Ditembak di Suriah

Belum jelas apakah serangan terhadap 7 relawan White Helmets dilakukan atas motif politik atau kriminal

Baca Selengkapnya

Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

31 Juli 2017

Beredar, Video Aparat Turki Siksa Pengungsi Suriah  

Beredar video penjaga perbatasan Turki menyiksa pengungsi Suriah.

Baca Selengkapnya

Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

28 Juli 2017

Indonesia Menyerahkan Ambulans Bantuan untuk Suriah

KBRI Suriah menyerahkan dua ambulans bantuan kemanusiaan dari Dompet Dhuafa dan MER-C kepada Palang Merah Suriah

Baca Selengkapnya

Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

23 Juli 2017

Rumah Sakit Bawah Tanah, Perlindungan Terakhir Paramedis Suriah

Guna menghindari terjangan peluru dan bom dari dua pihak yang berperang di wilayah tersebut, petugas medis Suriah membangun rumah sakit bawah tanah

Baca Selengkapnya

Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

17 Juli 2017

Kedutaan Rusia di Suriah Ditembaki dengan Artileri

Media pemerintah Suriah meleporkan kedutaan Rusia di Damaskus mengalami penembakan dengan artileri yang menyebakan kerusakan materi.

Baca Selengkapnya

Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

15 Juli 2017

Heboh, Pro Assad dan Oposisi Berkelahi Saat Siaran Langsung

Perdebatan sengit terjadi antara Bilal Daqmaq, kritikus Assad, dan Ahmad Shlash, mantan anggota parlemen Suriah

Baca Selengkapnya

Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

14 Juni 2017

Dokter di Suriah Keluhkan Bantuan Kemanusiaan Turun Drastis

Sejumlah dokter warga Suriah mengungkapkan bantuan kemanusiaan ke Suriah turun drastis dalam dua bulan.

Baca Selengkapnya

Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

18 Mei 2017

Hina Oposisi, Jurnalis Pendukung Assad Diusir dari Gedung PBB

Delegasi oposisi di PBB mengajukan komplain atas sikap jurnalis Hajli termasuk perilakunya yang dianggap melanggar kode etik jurnalistik.

Baca Selengkapnya