Inggris Akan Desak AS Tunda Deadline Perang

Reporter

Editor

Senin, 14 Juli 2003 16:55 WIB

TEMPO Interaktif, London:Perdana Menteri Inggris Tony Blair berencana menemui Presiden Amerika Serikat George W. Bush dan Kepala Inspektur Senjata Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) Hans Blix untuk mencegah aksi militer dini atas Irak menjadi tak terhindarkan". Demikian dilaporkan surat kabar Inggris The Times, Sabtu (11/1). Sementara jumlah personel militer Amerika yang tiba di Teluk Persia sudah mencapai 80 ribu orang. Blair sendiri dijadwalkan terbang ke Washington akhir Januari ini, untuk menyampaikan pesan Inggris agar PBB diberi waktu lebih panjang menyelesaikan penyelidikan dugaan kepemilikan senjata pemusnah massal di Irak. Blair juga berharap dapat menemui Blix di London, sebelum laporan tim inspeksi itu disampaikan pada Sidang Dewan Keamanan PBB 27 Januari depan. Sementara Perdana Menteri Turki Abdullah Gul, Sabtu (11/1) di Riyadh, menemui pemimpin Arab Saudi Raja Fahd, Putra Mahkota Pangeran Abdullah bin Abdul Aziz dan Menteri Luar Negeri Pangeran Saud al-Faisal untuk membicarakan kemungkinan penyelesaian krisis Irak tanpa perang. Gul mengkhawatirkan perang atas Irak yang digalang Amerika Serikat hanya akan membawa dampak negatif untuk kawasan Timur Tengah. Setelah laporan interim Blix soal tidak ditemukannya pistol berasap di Irak diumumkan Kamis (9/1), Blair memberitahu kabinetnya bahwa 27 Januari harus dipandang sebagai salah satu tahapan proses perlucutan senjata di Irak --dan bukan batas akhir penentuan jadi tidaknya perang atas negara itu. Lebih jauh, sejumlah pengamat politik di Inggris menyatakan tidak ditemukannya bukti bahwa Saddam Hussein telah mengembangkan senjata pemusnah massal menempatkan pemerintah Inggris pada posisi sulit. Di satu sisi, ingin tetap loyal kepada Washington. Namun di sisi lain, riskan memulai perang di Irak tanpa lampu hijau PBB. Dalam pertemuannya dengan Presiden Bush, Blair dilaporkan akan mencoba membujuk Amerika untuk menunda aksi militer sampai tim inspeksi Blix berhasil menyelesaikan tugasnya --kemungkinan Februari atau bahkan Maret mendatang. Namun, kedua pemimpin itu bisa juga malah membentuk semacam dewan perang sebagai persiapan aksi militer atas Irak, bergantung pada perkembangan sikap Presiden Saddam atas tuntutan Hans Blix yang meminta Irak lebih terbuka pada tim inspeksinya. Blix dan Direktur Badan Energi Atom Internasional --lembaga pengawas atom PBB-- Mohamed El Baradei akan kembali ke Baghdad, 19 Januari pekan depan. Pada dasarnya, saya dan Dr. Blix akan menyampaikan pesan pada Irak, proses inspeksi ini harus rampung secepatnya. Masyarakat internasional sudah cukup lama menunggu akhir proses perlucutan senjata di Irak yang sampai kini telah 12 tahun lamanya, kata El Baradei, seperti dikutip AFP. Berbicara pada pers, setelah menemui Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Colin Powell, El Baradei mengakui proses inspeksi senjata sudah mengalami kemajuan meski tidak secepat yang diharapkannya. Kami masih menunggu kerja sama yang lebih pro aktif dari pihak Irak, kata dia. Menurut El Baradei, tim inspeksi PBB belum memperoleh cukup bukti -dokumen, kesaksian atau tanda fisikuntuk memverifikasi klaim Irak bahwa negara itu telah melucuti semua persenjataan massal yang dimilikinya. Meski usaha untuk menunda perang terus dilakukan, militer Amerika tetap meningkatkan aktivitas persiapan perangnya. Jumat (10/1) malam, Menteri Pertahanan Donald Rumsfeld menandatangani perintah pengiriman 35 ribu pasukan tambahan ke kawasan Teluk. Ini adalah pengiriman pasukan terbesar sejak Amerika Serikat memulai persiapan perangnya, akhir Desember silam. Segera setelah perintah itu diberikan, tujuh ribu marinir dari Kamp Lejeune, North Carolina, segera diangkut dengan tiga kapal perang --USS Saipan, USS Ponce dan USS Gunston Hall yang telah meninggalkan pelabuhan induknya di Norfolk, Virginia, Jumat lalu. Dengan demikian, hingga kini, total jumlah pasukan Amerika di Teluk Persia mencapai 80 ribu personel. Pentagon merencanakan mengirim lebih dari 100 ribu pasukan ke kawasan itu, pada akhir Januari. Sumber lain menyebutkan Departemen Pertahanan Amerika akan mengirim 200 ribu sampai 250 ribu personel militer ke Teluk untuk persiapan perang atas Irak. Sementara Jumat lalu, pesawat tempur Amerika dan sekutunya, membom sejumlah sasaran komunikasi strategis Irak di zona larangan terbang, sebelah selatan Baghdad. Serangan itu adalah aksi militer keenam sejak awal tahun ini. Pentagon menyebut serangan itu adalah aksi membela diri. (AFP/CNN/The Times/Wahyu Dhyatmika)

Berita terkait

Pesan Nadiem untuk Guru Penggerak: Bawa Obor Perubahan di Setiap Daerah

6 menit lalu

Pesan Nadiem untuk Guru Penggerak: Bawa Obor Perubahan di Setiap Daerah

Mendikbud Nadiem Makarim memberikan pesan kepada Guru Penggerak. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

7 menit lalu

Daftar 7 Lowongan Kerja BUMN dan Swasta pada Mei 2024

Sejumlah perusahaan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN membuka lowongan kerja pada bulan Mei 2024 ini

Baca Selengkapnya

Daftar Lengkap Juara Piala Asia U-23 setelah Jepang Jadi Kampiun Edisi 2024

9 menit lalu

Daftar Lengkap Juara Piala Asia U-23 setelah Jepang Jadi Kampiun Edisi 2024

Timnas Jepang U-23 memastikan diri menjadi tim yang paling sering menjuarai Piala Asia U-23 setelah menjuarai edisi 2024.

Baca Selengkapnya

Frankly Speaking: Sinopsis dan Pemeran Drakor Ini

12 menit lalu

Frankly Speaking: Sinopsis dan Pemeran Drakor Ini

Drama Korea atau drakor Frankly Speaking telah tayang pada Rabu, 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

13 menit lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

16 menit lalu

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International Indonesia mendesak polisi segera membebaskan puluhan mahasiswa yang ditangkap saat Hari Buruh dan Hari Pendidikan.

Baca Selengkapnya

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

26 menit lalu

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

Tragedi Itaewon Hallowen 2022 merupakan tragedi kelam bagi Korea Selatan dan baru-baru ini parlemen meloloskan RUU untuk selidiki kasus tersebut

Baca Selengkapnya

Bila Justin Hubner Benar-benar Absen, Timnas U-23 Indonesia Dinilai Akan Kesulitan saat Hadapi Guinea di Playoff Olimpiade 2024

28 menit lalu

Bila Justin Hubner Benar-benar Absen, Timnas U-23 Indonesia Dinilai Akan Kesulitan saat Hadapi Guinea di Playoff Olimpiade 2024

Peluang Timnas U-23 Indonesia untuk lolos ke Olimpiade 2024 Paris akan semakin berat apabila Justin Hubner absen pada laga playoff melawan Guinea.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

31 menit lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

CPNS 2024 Belum Kunjung Dibuka, Kemenpan RB: Screening Dokumen Usulan Belum Selesai

39 menit lalu

CPNS 2024 Belum Kunjung Dibuka, Kemenpan RB: Screening Dokumen Usulan Belum Selesai

Kemenpan RB menjelaskan ada perbedaan teknis pengumpulan rincian formasi yang menghambat pengumuman CPNS tahun ini.

Baca Selengkapnya