Myanmar Larang Partai Politik Mengkritik Militer  

Reporter

Minggu, 30 Agustus 2015 14:36 WIB

Pemimpin oposisi demokratik Myanmar, Aung San Suu Kyi, berada di posisi ke-9 Wanita paling dikagumi di dunia. Ia juga menjadi satu-satunya wakil Asia yang terpilih dalam pooling ini. Jun Sato/WireImage

TEMPO.CO, Yangon - Myanmar telah mengeluarkan larangan terhadap partai politik untuk mengkritik tentara atau militer melalui undang-undang yang dianggap sengaja dibuat untuk mengamankan kepentingan politik rezim militer menjelang pemilihan umum di negara tersebut.

Dikutip News.com, partai-partai yang akan bertarung dalam pemilu 8 November 2015 diizinkan menyiarkan pidato 15 menit di televisi dan radio pemerintah serta mempublikasikannya lewat surat kabar milik negara. Tapi, menurut pernyataan Komisi Pemilu, isi pidato mereka akan diperiksa Komisi Pemilu dan Departemen Informasi serta bisa ditolak jika para pejabat menemukan mereka melanggar aturan.

"Pernyataan-pernyataan yang dapat memecah Tatmadaw atau yang dapat mempermalukan dan merusak martabat Tatmadaw dilarang," kata Komisi Pemilu, menggunakan istilah untuk militer Myanmar. "Partai-partai juga harus menghormati konstitusi 2008, yang menyediakan 25 persen dari parlemen dan kabinet kunci untuk militer, memberikan hak veto yang efektif atas politik."

Selain aturan mengenai militer tersebut, undang-undang melarang calon presiden berasal dari orang yang memiliki pasangan atau anak warga negara asing. Hal itu sangat terlihat ada indikasi mencegah pemimpin oposisi Myanmar, Aung San Suu Kyi, menjadi presiden. Almarhum suami Suu Kyi adalah pria Inggris, begitu pun dua putranya.

Partai Suu Kyi, Partai Nasional untuk Demokrasi (NLD), yang diyakini dapat memenangi pemilu, menyerang dengan nada menantang dalam menanggapi pernyataan Komisi Pemilu tersebut.

"Kami tidak takut," ujar Win Htein, anggota badan tertinggi NLD. "Kami akan terus mengkritik siapa pun yang kami inginkan dan dengan cara yang kami inginkan."

The News melaporkan, pengumuman aturan baru tersebut terjadi kurang dari tiga minggu setelah Presiden Thein Sein menggulingkan ketua partai berkuasa saat ini, Partai Persatuan Pembangunan dan Solidaritas, Shwe Mann.

Sebelumnya, istri seorang pejabat pemerintah melaporkan bahwa suaminya telah dipenjara oleh militer Myanmar selama dua tahun karena menandatangani petisi mendukung amandemen konstitusi untuk mengurangi peran militer dalam politik.

THE NEWS.COM | MECHOS DE LAROCHA




Berita terkait

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

12 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

28 hari lalu

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

38 hari lalu

Junta Myanmar: Pemilu Berikutnya Mungkin Tak Diselenggarakan secara Nasional

Junta Myanmar mengumumkan bahwa pemilu Myanmar berikutnya berpotensi tak diselenggarakan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

44 hari lalu

Rumah Aung San Suu Kyi di Myanmar Dilelang, Tapi Tak Ada yang Menawar

Rumah besar di tepi danau tempat pemimpin demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi menghabiskan bertahun-tahun sebagai tahanan rumah dilelang pada Rabu

Baca Selengkapnya

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

1 Maret 2024

Komisi Tinggi HAM PBB: Akses Junta Myanmar terhadap Senjata dan Uang Harus Diputus

Komisi Tinggi HAM PBB menyoroti isu yang masih berlangsung di Myanmar, yaitu kekuasaan junta Myanmar dan persekusi etnis Rohingya.

Baca Selengkapnya

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

29 Januari 2024

Pertama dalam Tiga Tahun, Pejabat Junta Myanmar Hadiri Pertemuan ASEAN di Laos

ASEAN pada Oktober 2021 memutuskan bahwa hanya perwakilan nonpolitik dari junta Myanmar saja yang diperbolehkan hadir pada pertemuan ASEAN.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

25 Januari 2024

Pengadilan Myanmar: Situs Tahanan Rumah Aung San Suu Kyi Dilelang $90 Juta

Pengadilan di Myanmar melelang vila tempat mantan pemimpin dan ikon demokrasi Aung San Suu Kyi menghabiskan 15 tahun dalam tahanan rumah.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

5 Januari 2024

Junta Myanmar Bebaskan 9,652 Tahanan, termasuk 114 Orang Asing

Pemerintah junta Myanmar akan membebaskan banyak tahanan berdasarkan amnesti untuk memperingati hari kemerdekaan negara setiap 4 Januari.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

16 November 2023

Junta Myanmar Hadapi Serangan Hebat dari Pemberontak di Tiga Negara Bagian

Junta Myanmar juga menyerukan kepada warganya yang memiliki pengalaman militer untuk siap bertugas.

Baca Selengkapnya

Kalah dari Aliansi Pemberontak, Junta Myanmar Hadapi Ujian Terbesar Sejak Kudeta

11 November 2023

Kalah dari Aliansi Pemberontak, Junta Myanmar Hadapi Ujian Terbesar Sejak Kudeta

Aliansi pemberontak telah merebut sebagian wilayah utara dari junta Myanmar, sebuah kemenangan paling signifikan sejak kudeta 2021.

Baca Selengkapnya