TEMPO.CO, Bangkok - Polisi Thailand mulai kewalahan mengungkap pelaku pemboman kuil Bangkok yang menewaskan 22 orang tersebut.
Seperti yang dilansir Channel News Asia pada 23 Agustus 2015, Kepala Polisi Nasional Thailand Somyot Poompanmoungyot mengeluhkan sarana dan prasarana yang ada tidak cukup untuk membantu proses pencarian tersangka.
"Lambatnya penyelidikan bukan karena polisi tidak memiliki kapasitas, tapi karena kita tidak memiliki peralatan modern yang mendukung pekerjaan," kata Somyot saat konferensi pers di Bangkok, Ahad, 23 Agustus 2015.
Dalam pernyataannya, Somyot tidak mengungkapkan apa saja peralatan yang diperlukan polisi tetapi kemungkinan mereka membutuhkan teknologi pengenalan wajah atau program untuk meningkatkan rekaman kamera keamanan.
Sebelumnya pemimpin junta juga telah menyarankan agar pemerintah meminta bantuan luar negeri dalam proses pencarian pihak yang bertanggung jawa atas peledakan itu. Hingga kini dua negara telah menawarkan keahliannya, yakni Inggris dan Australia.
Perburuan sejauh ini telah difokuskan terhadap tersangka yang terekam memakai kaus kuning, seperti yang terlihat di kamera pengawas atau CCTV. Dalam rekaman kamera itu ia terlihat menempatkan ransel di bawah bangku beberapa menit sebelum ledakan.
Selain itu berdasarkan rekaman CCTV terbaru, polisi juga tengah memburu seorang pria dengan kaus biru, yang terlihat menendang sebuah paket ke dalam air dekat jembatan di tempat yang sama di mana terjadi ledakan pada Selasa tanpa cedera.
Bom kuil Erawan pada Senin malam, 17 Agustus 2015, menewaskan wisatawan yang kebanyakan etnis Tionghoa dari seluruh Asia. Lebih dari 50 orang kini masih mendapatkan perawatan di rumah sakit.