Sebuah kepulan asap hitam akibat dari ledakan dari sebuah gudang tempat menyimpan benda-benda yang mudah meledak menerangi langit di malam hari di kompleks industri kota Tianjin, China, 13 Agustus 2015. Ledakan tersebut dapat dirasakan hingga radius 1 kilometer. AP Photo
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah memastikan hingga saat ini tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam ledakan di sebuah gudang di Kota Pelabuhan Tianjin, Cina.
Kedutaan Besar RI di Beijing masih terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mencari informasi mengenai kemungkinan adanya WNI yang menjadi korban.
"Berdasarkan data KBRI, di sekitar wilayah ledakan hanya ada satu orang WNI dan telah mengabarkan dirinya selamat," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal lewat rilisnya, Kamis, 13 Agustus 2015.
Menurut Iqbal, di seluruh wilayah Tianjin terdapat sekitar 200 WNI. Sebagian besar pelajar dan dosen. "Sebagian besar di antara mereka saat ini sedang liburan di Indonesia," tambah Iqbal.
KBRI Beijing hingga saat ini juga belum menerima notifikasi resmi dari otoritas setempat soal kemungkinan adanya WNI yang menjadi korban.
Ledakan di sebuah gudang di Distrik Binhai, Kota Tianjin, Cina tersebut terjadi sekitar 23.30 waktu setempat. Biro Gempa Bumi Nasional mencatat dua ledakan besar. Pertama sekuat ledakan tiga ton TNT dan kedua lebih besar dengan guncangan sama dengan kekuatan ledakan 21 ton TNT.
Menurut kantor berita Reuters, hingga kini tercatat 50 orang tewas dan lebih dari 700 orang luka-luka. Sebanyak 12 dari 50 korban tewas adalah petugas pemadam kebakaran.
Penyebab ledakan tersebut masih dalam penyelidikan pihak berwenang setempat. Kawasan tersebut menyimpan bahan kimia dan gas berbahaya.