DK PBB Secara Bulat Setuju Sanksi Iran Dicabut

Reporter

Editor

Abdul Manan

Senin, 20 Juli 2015 22:42 WIB

Markas besar PBB di New York merupakan salah satu hasil karya Oscar Niemeyer yang dibangun pada tahun 1949-1950. AP/Osamu Honda

TEMPO.CO, New York - Dewan Keamanan PBB, Senin 20 Juli 2015, dengan suara bulat menyetujui sebuah resolusi yang menciptakan dasar untuk pencabutan sanksi ekonomi internasional terhadap Iran.

Dengan suara 15-0 untuk persetujuan resolusi atas draft 14 halaman, yang ditulis di Wina oleh diplomat yang merundingkan kesepakatan nuklir Iran pekan lalu yang membatasi kemampuan nuklir Iran dalam pertukaran dengan diakhirinya sanksi terhadap negara itu.

Iran telah berjanji untuk mengizinkan pemantau internasional untuk memeriksa fasilitas nuklirnya selama 10 tahun ke depan dan langkah-langkah lain yang dirancang untuk menjamin bahwa kegiatan energi nuklirnya adalah murni untuk tujuan damai.

Resolusi Dewan Keamanan, yang mengikat secara hukum, menjabarkan langkah-langkah yang diperlukan untuk pencabutan sanksi PBB. Resolusi ini tidak memiliki konsekuensi hukum atas sanksi yang ditetapkan secara terpisah oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Uni Eropa juga menyetujui kesepakatan nuklir Iran, dalam sebuah pertemuan Senin 20 Juli 2015 di Brussel, dan akan melakukan pencabutan sanksi sendiri, yang meliputi larangan pembelian minyak Iran. Namun Eropa akan terus melarang ekspor teknologi rudal balistik dan sanksi yang terkait dengan hak asasi manusia.

Namun diplomat telah memperingatkan bahwa jika Kongres Amerika Serikat menolak untuk mencabut sanksi Amerika terhadap Iran, pemerintah Teheran mungkin akan mengingkari komitmen mereka juga, yang itu dapat mengakibatkan runtuhnya seluruh kesepakatan nuklir yang dicapai 14 Juli 2015 lalu.

Resolusi berlaku dalam 90 hari, sesuai dengan kerangka waktu yang dinegosiasikan di Wina untuk memungkinkan Kongres AS untuk melakukan kajian atas kesepakatan nuklir itu. Presiden Obama, yang telah mempertaruhkan banyak ambisi kebijakan luar negerinya atas kesepakatan itu, bersumpah akan memveto penolakan kongres atas kesepakatan nuklir tersebut.

Resolusi itu tidak akan mencabut semua sanksi DK PBB terhadap Iran. Embargo senjata tetap dipertahankan, dan akan dibentuk panel untuk meninjau impor teknologi sensitif berdasarkan kasus per kasus.

Juga ada mekanisme untuk memperbaharui sanksi jika Iran tidak mematuhi komitmennya atas kesepakatan itu. Jika terjadi sengketa yang belum terselesaikan soal nuklir Iran, sanksi PBB secara otomatis kembali berlaku setelah 30 hari. Untuk menghindari perpanjangan sanksi, itu butuh pemungutan suara dari DK PBB.

Duta Besar Amerika Serikat di PBB, Samantha Power, berbicara segera setelah pemungutan suara, mengatakan kepada Dewan bahwa pencabutan sanksi akan mulai hanya ketika Iran memenuhi kewajibannya berdasarkan kesepakatan. "Kami memiliki tanggung jawab untuk menguji diplomasi," katanya.

Dia juga meminta Iran "untuk segera membebaskan semua orang Amerika yang ditahan secara tidak adil. Ada tiga orang Amerika keturunan Iran yang dipenjara di Iran, yaitu Amir Hekmati, Saeed Abedini dan Jason Rezaian. Satu lagi adalah Robert A. Levinson, warga AS yang hilang di negara itu selama delapan tahun.

Pemerintah Israel, yang menganggap Iran salah satu musuh paling berbahaya dan telah menyatakan penentangan yang kuat atas kesepakatan nuklir, mengecam resolusi DK PBB itu. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut hasil pemungutan suara itu sebagai "Kemunafikan yang tidak mengenal batas."

"Mereka mengatakan bahwa kesepakatan nuklir itu membuat perang lebih jauh," kata Netanyahu. "Ini tidak benar. Kesepakatan itu membawa perang lebih dekat. "

NEW YORK TIMES | ABDUL MANAN

Berita terkait

Iran Klaim Bomnya Lebih Berbahaya daripada Ibu Semua Bom Amerika

15 Oktober 2017

Iran Klaim Bomnya Lebih Berbahaya daripada Ibu Semua Bom Amerika

Iran megklaim memiliki Ayah Semua Bom yang lebih besar dan lebih berbahaya dibanding dengan bom milik Amerika, Ibu Semua Bom.

Baca Selengkapnya

Eks Presiden Iran, Khatami Dilarang Tampil di Depan Publik

10 Oktober 2017

Eks Presiden Iran, Khatami Dilarang Tampil di Depan Publik

Iran Human Rights melaporkan aparat Iran yang melarang mantan Presiden Muhammad Khatami tampil di depan publik selama tiga bulan .

Baca Selengkapnya

Tolak Berjilbab, Juara Catur Iran Pindah ke Tim Amerika

4 Oktober 2017

Tolak Berjilbab, Juara Catur Iran Pindah ke Tim Amerika

Juara catur Iran, Dorsa Derakhshani bergabung dengan Federasi Catur Amerika Serikat karena menolak mengenalkan jilbab.

Baca Selengkapnya

Iran Pro-Milisi Houthi Minta Saudi Berhenti Dukung Teroris Yaman

30 Agustus 2017

Iran Pro-Milisi Houthi Minta Saudi Berhenti Dukung Teroris Yaman

Iran, pendukung milisi Syiah, Houthi, menuding Arab Saudi mendukung kelompok teroris dalam perang di Yaman.

Baca Selengkapnya

Apple Hapus Aplikasi Mobile Iran dari App Store

27 Agustus 2017

Apple Hapus Aplikasi Mobile Iran dari App Store

Menteri Telekomunikasi Mohammad Javad Azari Jahromi mengatakan bahwa Apple harus menghormati konsumen Iran.

Baca Selengkapnya

Parlemen Iran Setuju Tambah Anggaran Program Nuklir

16 Agustus 2017

Parlemen Iran Setuju Tambah Anggaran Program Nuklir

Parlemen Iran menyetujui penambahan anggaran negara usulan pemerintah untuk meningkatkan program rudal nuklir.

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap 64 Pemuda yang Berpesta Setengah Telanjang

10 Agustus 2017

Iran Tangkap 64 Pemuda yang Berpesta Setengah Telanjang

Aparat Iran menangkap peserta pesta setelah mereka mengunggah video acara tersebut ke sosial media

Baca Selengkapnya

Ajarkan Tari Zumba, Enam Remaja Ditangkap Aparat Iran

10 Agustus 2017

Ajarkan Tari Zumba, Enam Remaja Ditangkap Aparat Iran

Perempuan Iran dilarang menari di hadapan pria yang bukan keluarganya

Baca Selengkapnya

Dituduh Dalangi Teror, 15 Diplomat Iran Diusir dari Kuwait

21 Juli 2017

Dituduh Dalangi Teror, 15 Diplomat Iran Diusir dari Kuwait

Pemerintah Kuwait secara resmi telah menutup misi diplomatik Iran untuk urusan budaya serta mengusir 15 diplomat dari negara itu.

Baca Selengkapnya

Dituduh Korupsi, Adik Presiden Iran Hassan Rouhani Ditahan

17 Juli 2017

Dituduh Korupsi, Adik Presiden Iran Hassan Rouhani Ditahan

Hossein Fereydoun, adik Presiden Iran Hassan Rouhani, ditahan atas tuduhan korupsi.

Baca Selengkapnya