Sejumlah seniman membersihkan poster-poster yang berada di dinding sebelum melukisnya dalam acara Festival "We Are In The Streets" jelang perayaan Hari Perempuan Internasional di Lima, 5 Maret 2015. Lukisan-lukisan ini ditunjukan untuk memberikan dukungan pada perempuan. REUTERS/Enrique Castro-Mendivil
TEMPO.CO , Rabat: Sebuah rekaman video yang diposting di YouTube pada Rabu, 15 Juli 2015 menunjukkan seorang gadis muda dilecehkan oleh sekelompok orang saat berada di pasar di Safi karena memakai celana pendek. Video itu kini beredar di media sosial.
Dilansir dari laman Morocco World News tertanggal 15 Juli 2015, gadis itu diceritakan berjalan melalui pasar dengan ibunya, ketika puluhan orang yang berkumpul di sekitar mulai melecehkan dirinya.
Dalam video tersebut, para penyerang terdengar meneriakan padanya "Allahuma Inna Hada Mounkar," (Ya Allah! Ini adalah kejahatan!).
Teriakan itu ternyata mendapat tanggapan dari ibu Gadis yang balas meneriaki. "Itu anak saya. Ini bukan urusanmu."
Kemudian pria yang merekam video terdengar mengatakan, "Lihatlah dia! Dia berjalan di jalan dengan ibunya dalam keadaan telanjang. Lihat berapa banyak orang yang memprotes tindakan ini! " Katanya.
Sebelumnya dua wanita Maroko dibebaskan dari tuduhan keji setelah mereka ditangkap di Agadir karena mengenakan pakaian yang dianggap tidak pantas. Kasus itu memicu protes nasional. Ratusan warga Maroko turun ke jalan di Agadir, Casablanca dan Rabat sejak hari penangkapan, 6 Juli. Mereka meneriakan yel-yel yang menyebut tindakan penangkapan sebagai sebuah serangan terhadap kebebasan pribadi.
Di halaman Facebook yang dibuat untuk mendukung dua perempuan muda tersebut, banyak perempuan Maroko bahkan mengirim gambar diri mereka memakai rok-mini dengan (hashtag) #mettre une jubah n'est pas un crime. ("mengenakan rok bukanlah kejahatan").