7 Profesi Teraneh: Nelayan Sepeda hingga Penidur Bayaran  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Jumat, 17 Juli 2015 08:07 WIB

Sejumlah petugas dari Dinas Sosial merazia joki 3 in 1 dan gelandangan di wilayah Jakarta, 8 Januari 2015. Tempo/Aditia Noviansyah
Tempo.co, Jakarta - Kebanyakan kita tidak puas dengan pekerjaan yang kita miliki saat ini. Ada yang karena alasan ekonomi, sosial, budaya dan bahkan agama sekalipun. Namun tahukan Anda bahwa di berbagai belahan bumi lain, termasuk di Indonesia, terdapat beberapa profesi yang oleh sebagian besar orang dianggap aneh dan tidak biasa. Inilah 7 profesi paling aneh:

1. Nelayan Sepeda

Belanda dikenal luas sebagai negara yang sekitar 2 juta penduduknya mengayuh sepeda setiap hari. Kebiasaan itu menghasilkan kebutuhan untuk jenis pekerjaan yang sangat khusus: nelayan sepeda.
Seperti dilaporkan Public Radio International, para nelayan sepeda menggunakan cakar hidrolik untuk menarik sekitar 15 ribu sepeda keluar dari air setiap tahun. Mereka sudah melakukannya sejak 1960, dan tampaknya tidak ada terancaman kehilangan pekerjaan hingga saat ini.

Tapi kenapa orang Belanda melemparkan sepeda mereka ke kanal secara massal? Ada berbagai penjelasan, tetapi beberapa berpendapat bahwa kebiasaan tu semua bermuara pada sejarah: kanal-kanal di Amsterdam dulu dipercaya digunakan sebagai sistem pembuangan limbah kota.


Baca juga:
Heboh, Tanpa Pakai Bra, Model Ini Dekati Paus Fransiskus
Kulit Pria Ini Jadi Hitam Usai Cangkok Hati Orang Hitam!


2. Detektif Sampah
Anda melemparkan baterai atau barang lain ke tempat sampah, yang tidak seharusnya Anda lakukan? Nah, berhati-hatilah pada polisi sampah Jerman!

Tugas mereka adalah mencari sampah yang dibuang sesorang tidak pada tempatnya atau yang seharusnya dibuang pada tempat yang berbeda. Jerman memiliki salah satu peraturan yang paling ketat di dunia dalam urusan sampah.

Menurut saluran TV Jerman ProSieben, para detektif melakukan pekerjaan mereka dengan cukup serius: Mereka akan menanyai tetangga Anda, memeriksa tagihan belanja, dan mengamati sampah Anda untuk membuktikan kesalahan Anda.


Selanjutnya: 3 Penidur Bayaran


<!--more-->
3. Penidur Bayaran
Pada 2010, sebuah jaringan hotel meluncurkan percobaan unik dengan menawarkan jasa tidur yang nyaman bagi siapa saja, menurut Reuters. Kantor berita itu melaporkan para staf dalam pakaian tidur yang hangat dapat berbaring di ranjang tamu sampai tempat tidur tersebut menjadi cukup hangat sebelum digunakan oleh tamu.

4. Eksekutif Palsu
Anda tidak memiliki pengalaman profesional, tapi terlihat baik dalam setelan jas? Anda mungkin memenuhi syarat untuk pekerjaan sebagai eksekutif palsu di Cina.

Setidaknya, itulah yang Mitch Moxley jelaskan dalam akunnys untuk The Atlantic. Moxley mengatakan ia disewa oleh perusahaan Amerika Serikat untuk mewakili seseorang di Cina. "Tidak ada pengalaman yang diperlukan, karena saya tidak punya," katanya mendeskripsikan pekerjaannya.

Moxley dibayar US$ 1.000, sekitar 13, 3 juta per minggu untuk hanya berada di Cina, menjabat tangan beberapa orang dan menonton film. Mengapa? "Merekrut pengusaha palsu adalah salah satu cara membuat tampilan citra, khususnya pada koneksi Cina bahwa itu adalah perusahaan-perusahaan Cina yanag didambakan," Moxley menjelaskan.

5. Penjual Semut
Tidak ada yang banyak berbicara tentang profesi aneh ini: Anda akan dibayar untuk menjual semut. Ada sekitar 12 ribu pesies yang berbeda dari semut di seluruh dunia, sehingga menjual semut mungkin sebenarnya lebih rumit dari yang Anda pikirkan.


Advertising
Advertising

Selanjutnya: Joki Sewaan


<!--more-->
6. Joki Sewaan
Sejak 1990, untuk menghindari kemacetan di Jakarta, pemerintah kota mengeluarkan aturan bahwa selama jam-jam sibuk harus ada setidaknya tiga orang di setiap mobil.

Untuk memungkinkan pengemudi memenuhi tuntutan aturan itu, munculah orang-orang yang bersedia disewa untuk menjadi penumpang. Mereka menunggu di sepanjang jalan-jalan ramai untuk dimuat oleh pengemudi guna memenuhi kuota 3 orang per mobil.

Penumpang itu dikatakan tidak mendapatkan banyak uang. Mereka yang ditanya oleh beberapa media mengatakan bahwa mereka memperoleh sekitar Rp 10-50 ribu per satu kali perjalanan. Ditanya tentang kemungkinan mendapat sanksi hukum, salah satu penumpang menjawab: "Tentu saja hukum tidak berfungsi. Itu hanya menciptakan lapangan kerja bagi orang-orang seperti saya. "

7. Orang-orangan sawah di Bandara
Resminya, Anda disebut "spesialis untuk keselamatan penerbangan biologis," tapi dalam prakteknya, Anda akan menjadi orang-orangan sawah. Rutinitas Anda sehari-hari adalah siap menerima panggilan yang melaporkan bahwa puluhan burung sedang menunggu di landasan pacu tempat pesawat akan mendarat.


Anda kemudian harus buru-buru naik ke mobil dan melepaskan beberapa tembakan peringatan untuk membubarkan kerumunan burung-burung yang sangat menganggu dan membahayakan penerbangan itu. Demikianlah profesi seperti yang dijelaskan oleh koran harian berbahasa Jerman, Frankfurter Allgemeine Zeitung.


WASHINGTON POST | MECHOS LAROCHA


Baca juga:
Heboh, Tanpa Pakai Bra, Model Ini Dekati Paus Fransiskus
Kulit Pria Ini Jadi Hitam Usai Cangkok Hati Orang Hitam!

Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

2 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

5 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

5 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

9 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

10 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

16 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

20 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

28 hari lalu

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

38 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

40 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya