Paus Fransiskus Minta Maaf Kepada Masyarakat Adat Amerika  

Reporter

Jumat, 17 Juli 2015 07:41 WIB

Paus Fransiskus saat memimpin misa di Katedral Manila, Filipina, 16 Januari 2015. Paus Fransiskus meminta pemerintah Filipina untuk mengatasi korupsi mengatasi kesenjangan sosial di negara paling Katolik di Asia. REUTERS/Stefano Rellandini

TEMPO.CO, Santa Cruz - Paus Fransiskus memohon maaf kepada masyarakat adat di Amerika Latin atas sejumlah pelanggaran yang dilakukan oleh Gereja Katolik selama masa yang disebut 'penaklukan'.

Dalam pidatonya pada Pertemuan Dunia dari Gerakan Populer di Santa Cruz, Bolivia, yang dihadiri oleh banyak masyarakat pribumi, pemimpin tertinggi umat Katolik tersebut berkata: "Saya ingin memberitahu Anda, dan saya ingin semuanya menjadi jelas, Saya dengan rendah hati meminta maaf, tidak hanya untuk pelanggaran yang dilakukan oleh Gereja sendiri, tetapi juga untuk kejahatan yang dilakukan terhadap orang-orang pribumi selama masa yang disebut penaklukan Amerika. "

Dikutip dari Ekklesia.co.uk, 16 Juli 2015, penaklukan dan perampasan tanah masyarakat pribumi yang dimaksudkan Paus Fransisikus adalah peristiwa terjadinya pembantaian terhadap jutaan rakyat pribumi. Mereka dibunuh oleh penjajah atau meninggal karena penyakit.

"Saya mengatakan ini kepada Anda dengan penyesalan. Banyak dosa besar yang dilakukan terhadap orang-orang asli Amerika dalam nama Tuhan," tambah Paus Fransisikus.

Paus jugaberbicara tentang penghargaan dan kasih sayang terhadap masyarakat pribumi Amerika Latin. Terutama penghormatan terhadap multikulturalisme yang menggabungkan pembelaan hak-hak penduduk asli dengan menghormati integritas teritorial negara.

Paus menghabiskan waktu hampir seminggu mengunjungi Ekuador, Bolivia dan Paraguay, negara. Masyarakat adat di tiga negara ini tengah berjuang untuk melindungi tanah dan sumber daya alam mereka dari pemerintah dan perusahaan yang berniat memaksakan proyek-proyek pembangunan berskala besar.

EKKLESIA.CO.UK | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Hari Bumi 22 April, Ford Foundation Ingatkan Soal Keadilan Tata Kelola Tanah Adat

15 hari lalu

Hari Bumi 22 April, Ford Foundation Ingatkan Soal Keadilan Tata Kelola Tanah Adat

Ford Foundation menilai Hari Bumi bisa menjadi momentum untuk mengingatkan pentingnya peran komunitas adat untuk alam.

Baca Selengkapnya

Ketua Adat Sorbatua Siallagan Ditangkap Polda Sumut Atas Laporan Toba Pulp Lestari

41 hari lalu

Ketua Adat Sorbatua Siallagan Ditangkap Polda Sumut Atas Laporan Toba Pulp Lestari

Sorbatua Siallagan gencar melawan upaya pencaplokan Toba Pulp Lestari. Ia dilaporkan karena menduduki kawasan hutan di area konsesi PT TPL.

Baca Selengkapnya

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

43 hari lalu

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

Sinarmas dan RGE disebut di antara korporasi penerima dana kredit dari Uni Eropa itu dalam laporan EU Bankrolling Ecosystem Destruction.

Baca Selengkapnya

Ombudsman Minta OIKN Hati-hati di Pembebasan Lahan Warga Kawasan IKN

45 hari lalu

Ombudsman Minta OIKN Hati-hati di Pembebasan Lahan Warga Kawasan IKN

Ombudsman meminta Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) hati-hati dalam pembebasan lahan warga di kawasan IKN.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi akan Resmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Pasca Kena Gempa 2018, Polemik Pembangunan IKN Terakhir Dugaan Penggusuran Masyarakat Adat

46 hari lalu

Terkini: Jokowi akan Resmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Pasca Kena Gempa 2018, Polemik Pembangunan IKN Terakhir Dugaan Penggusuran Masyarakat Adat

Dalam waktu dekat Presiden Jokowi bakal meresmikan Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, Palu, setelah direkonstrasi usai terdampak Gempa Palu pada 2018.

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR hingga Amnesty International Soal Rencana Penggusuran Warga Pemaluan demi IKN

49 hari lalu

Reaksi DPR hingga Amnesty International Soal Rencana Penggusuran Warga Pemaluan demi IKN

Anggota DPR mengingatkan jangan sampai IKN membuat warga setempat jadi seperti masyarakat adat di negara lain yang terpinggirkan.

Baca Selengkapnya

Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

50 hari lalu

Masyarakat Adat di IKN Nusantara Terimpit Rencana Penggusuran dan Dampak Krisis Iklim, Begini Sebaran Wilayah Mereka

AMAN mengidentifikasi belasan masyarakat adat di IKN Nusantara dan sekitarnya. Mereka terancam rencana investasi proyek IKN dan dampak krisis iklim.

Baca Selengkapnya

Pakar Sosiologi Unair Tekankan Dialog Hukum Adat dan Negara untuk Selesaikan Konflik Masyarakat Adat-IKN

50 hari lalu

Pakar Sosiologi Unair Tekankan Dialog Hukum Adat dan Negara untuk Selesaikan Konflik Masyarakat Adat-IKN

Dialog, komitmen, dan simpati dari pihak IKN terhadap masyarakat lokal dinilai belum terwujud.

Baca Selengkapnya

Anggota DPR: Masyarakat Adat di IKN Jangan Diperlakukan seperti Aborigin di Australia

51 hari lalu

Anggota DPR: Masyarakat Adat di IKN Jangan Diperlakukan seperti Aborigin di Australia

Anggota DPR mengatakan bahwa jangan sampai IKN membuat warga setempat menjadi seperti masyarakat adat di negara-negara lain yang terpinggirkan.

Baca Selengkapnya

Soal Ultimatum Otorita IKN, Pakar Sebut Hukum Tak Melindungi Masyarakat Adat

51 hari lalu

Soal Ultimatum Otorita IKN, Pakar Sebut Hukum Tak Melindungi Masyarakat Adat

Pakar hukum Unair menyebut sejumlah kebijakan terbaru otorita IKN sebagai salah satu bukti hukum yang belum melindungi masyarakat adat.

Baca Selengkapnya