Jumlah Kasus MERS Mulai Turun di Korea Selatan

Reporter

Rabu, 24 Juni 2015 09:56 WIB

Dengan berpakaian lengkap para pekerja menyemprotkan dan membersihkan warnet, untuk mencegah penyebaran virus MERS yang semakin meluas. Korsel melaporkan empat kasus baru pasien korban virus MERS, sehingga total menjadi 154 kasus yang telah dilaporkan, ini merupakan kasus terbesar setelah Arab Saudi. Seoul, Korsel, 16 Juni 2015. REUTERS / Kim Hong-Ji

TEMPO.CO, Seoul - Wabah sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) di Korea Selatan mulai berkurang. Kemarin hanya terdapat tiga kasus baru tanpa penambahan angka kematian.

“Dengan kasus terbaru, jumlah total kasus mencapai 175,” kata Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan, seperti dilaporkan kantor berita Yonhap. Jumlah kematian tercatat sama seperti sebelumnya, yakni 27 orang.

Hingga Selasa, 22 Juni 2015, jumlah warga yang diisolasi karena diduga tertular virus MERS turun menjadi 2.805. Padahal, sehari sebelumnya, ada 3.833 orang yang diisolasi. Sejak kasus MERS pertama kali terdeteksi pada 20 Mei lalu, lebih dari 13 ribu orang dikarantina, 10.718 di antaranya dibebaskan dari ruang isolasi karena tak menunjukkan gejala-gejala MERS setelah melewati masa inkubasi maksimum 14 hari.

Mereka yang dikarantina juga dilarang bepergian dengan penerbangan internasional atau domestik mulai kemarin.

Pada Selasa, 22 Juni 2015, petinggi Samsung Group meminta maaf kepada seluruh masyarakat Korea Selatan lewat siaran yang ditayangkan secara nasional. Sebab, separuh dari kasus MERS tercatat berasal dari rumah sakit yang dikelola perusahaan itu

Jay Y. Lee, putra satu-satunya pemilik Samsung Group, Lee Kun-hee, menyatakan pihaknya akan melakukan apa saja untuk menghentikan wabah itu dan mengubah metode perawatan di Samsung Medical Center, yang terletak di distrik elite Seoul, Gangnam. Tahun lalu, Lee Kun-hee dirawat di pusat kesehatan itu setelah terkena serangan jantung.

“Samsung Medical Center kami tidak dapat menghentikan infeksi MERS dan penyebarannya serta menyebabkan penderitaan dan keprihatinan di masyarakat. Saya meminta maaf,” kata Lee muda dalam pernyataan yang langka.

Sejak MERS mewabah di Korea Selatan dan adanya satu kasus di Thailand, beberapa negara kian waspada. Selain Hong Kong, Singapura, dan Malaysia yang meningkatkan intensitas pemeriksaan suhu tubuh di semua titik masuk negara masing-masing, pemerintah Myanmar turut mengambil langkah pencegahan.

“Sejak wabah ebola menyebar, Kementerian Kesehatan menempatkan dua mesin untuk mendeteksi penumpang. Kini alat tersebut akan digunakan untuk memeriksa mereka yang tiba dari negeri yang dilanda wabah MERS, seperti Korea Selatan,” kata Su Mon Oo, Kepala Medis Bandara Yangon, seperti dilaporkan kantor berita Irrawaddy, kemarin.

Pemerintah Thailand juga mewaspadai masa haji mendatang, yang akan diikuti sekitar 10 ribu anggota jemaah asal Thailand. MERS pertama kali ditemukan di Arab Saudi pada 2012. Meski penyakit yang belum diketahui pasti asal-muasalnya itu terkendali, hingga kini belum ada obat ataupun vaksin untuk mencegah penularannya.

REUTERS | YONHAP | IRRAWADDY | NATALIA SANTI

Berita terkait

Kasus Suap Tas Dior Istri Presiden Korsel, Jaksa Agung Perintahkan Penyelidikan

3 jam lalu

Kasus Suap Tas Dior Istri Presiden Korsel, Jaksa Agung Perintahkan Penyelidikan

Suap tas Dior istri Presiden Korsel yang mengguncang membuat jaksa agung turun tangan. Tim dibentuk untuk menyelidiki kasus ini.

Baca Selengkapnya

3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

5 jam lalu

3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

Korea Tourism Organization mencatat 902 pengaduan dari wisatawan selama tahun 2023

Baca Selengkapnya

Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

1 hari lalu

Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

Gregoria Mariska Tunjung terus merebut poin di Uber Cup 2024

Baca Selengkapnya

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

2 hari lalu

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

Tragedi Itaewon Hallowen 2022 merupakan tragedi kelam bagi Korea Selatan dan baru-baru ini parlemen meloloskan RUU untuk selidiki kasus tersebut

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Korea Selatan

2 hari lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Korea Selatan

Anthony Sinisuka Ginting sukses menyudahi perlawanan sengit tunggal putra Korea Selatan Jeon Heyok Jin pada babak perempat final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

3 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

3 hari lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

3 hari lalu

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

Dalam kontrak barunya di Red Sparks, Megawati Hangestri bakal mendapat kenaikan gaji menjadi US$ 150 ribu per musim.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

5 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya