TEMPO Interaktif, London: Regu penolong Inggris membantu mencari korban selamat akibat gempa besar yang melanda kawasan Asia Selatan, Sabtu (8/10). Penerbangan pertama regu penolong itu telah meninggalkan Bandara Heathrow, London, Sabtu malam. Regu pencari dan penolong itu terdiri dari pasukan pemadam kebakaran dari sejumlah wilayah di Inggris. Penerbangan kedua meninggalkan Bandara Nottingham menuju pangkalan Angkatan Udara Pakistan, Chaklala, Islamabad, denga membawa staf dan logistik darurat.Chris Pritchard berada di penerbangan kedua itu, untuk memimpin regu anjing pelacak dari pasukan Lincolnshire. "Ia (Pritchard) pengendali anjing ang sangat berpengalaman, dan pernah menghadapi situasi yang sama sebelumnya di Peru, Kolumbia, Algeria, dan Thailand," kata juru bicara Inspektorat Pemadan Kebakaran. Ajaz Hussein, 52 tahun, pekerja supermarket di Luton, barat laut London, ikut terbang dari Heathrow bersama anggota keluarganya menuju Muzaffarabad, Kasmir. Di kota yang dikuasai Pakistan itu tinggal 40 kerabatanya. "Kami sangat khawatir," kata dia.Penduduk Inggris yang berasal dari kawasan Asia Selatan memang cukup banyak. Menurut Ajaz, sebagian besar komunitas muslim di Luton bahkan berasal dari Kasmir.Komisi Tinggi Pakistan menyatakan telah membuka kantor di London, guna menyediakan visa di Heathrow. Kantor serupa juga dibuat di bandara Birmingham dan Manchester, kota terbesar kedua dan ketiga di Inggris.Menteri Luar Negeri Jack Straw menyatakan, Inggris telah mengirimkan US$ 176 ribu ke Pakistan. "Kami akan terus memantau situasi. Jika diperlukan uang dan personel lebih banyak, kami akan kirimkan," kata dia.Menteri Pertahanan John Reid menyatakan, pasukan Inggris di Afganistan juga siap membantu bila diperlukan. Organisasi amal muslim Inggris pun berjanji untuk memberikan bantuan sejumlah ribuan dolar. Sir Iqbal Sacranie, sekretaris jenderal Dewan Muslim Inggris, menyatakan: "Kami yakin bahwa muslim Inggris akan bermurah hati untuk memberikan bantuan bagi mereka yang terkena musibah, terutama di Bulan Suci Ramadan." AFP