Sejumlah petugas membawa jenazah korban meledaknya Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang menewaskan sebanyak 90 orang di Accra, Ghana, 4 Juni 2015. Kejadian ini terjadi saat orang-orang berlindung dari hujan deras dan tiba-tiba terjadi ledakan dari sebuah truk. REUTERS/Matthew Mpoke Bigg
TEMPO.CO, Accra - Presiden Ghana John Mahama menyatakan negaranya berkabung selama tiga hari menyusul ledakan pompa bensin yang menewaskan lebih dari 100 orang di ibu kota Accra, Kamis, 5 Juni 2015.
Menurut otoritas setempat, 90 orang yang berteduh di pompa bensin milik pemerintah, GOIL, tewas akibat terkena ledakan. Bencana ini menimbulkan kekhawatiran baru mengenai infrastruktur di Ibu Kota.
Koresponden Al-Jazeera, Ama Boateng, dalam laporannya dari Accra mengatakan, kota dan wilayah di sekitarnya saat kejadian diguyur hujan lebat sehingga banyak orang berteduh di pompa bensin.
"Ini adalah kawasan yang sangat sibuk di Accra. Banyak orang, banyak lalu lintas kendaraan. Ketika hujan lebat turun, banyak orang berteduh di pompa bensin saat itu pula terjadi ledakan," ucapnya.
Siaran televisi memperlihatkan sejumlah mayat diangkut ke kendaraan pikap, sementara mayat lainnya tertindih reruntuhan bangunan. Presiden Mahama menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban yang ditinggalkan.
Berdasarkan laporan, selama 2010 terdapat 102 jurnalis yang tewas, kurang delapan orang dari angka tahun sebelumnya. Laporan paling menyedihkan, ternyata kawasan yang paling rawan bagi profesi jurnalis di dunia adalah Asia