TEMPO.CO, Seoul - Lebih dari 200 sekolah di empat kota dan provinsi di Korea Selatan ditutup sementara untuk mencegah penyebaran virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS) pada anak sekolah. Kementerian Pendidikan Korea Selatan mengambil kebijakan ini pada Rabu, setelah dua pasien meninggal akibat virus yang berasal dari Timur Tengah itu, Senin, 1 Juni 2015.
Pemerintah menutup 209 sekolah di empat kota terdampak MERS, yakni di Seoul, Gyeonggi, Chungcheong Selatan, dan Chungcheong Utara. Sebanyak 183 sekolah di antaranya berada di Provinsi Gyeonggi. "Kami memutuskan sekolah perlu tindakan pencegahan lebih kuat dibanding masyarakat umum," kata Menteri Pendidikan Rep Hwang Woo-ya, Rabu, 3 Juni 2015.
"Sampai studi epidemilogi selesai, kami melakukan segala yang kami bisa untuk melindungi anak-anak kita," kata Woo-ya. Hingga hari ini, 35 warga Korea Selatan positif terjangkit MERS. Pemerintah mengisolasi 1.369 orang yang sempat melakukan kontak langsung dengan pasien MERS untuk menghindari penyebaran virus mematikan itu.
Beruntungnya, tak ada satu pun siswa yang teridentifikasi terkena coronavirus, virus penyebab berjangkitnya MERS. Kementerian Kesehatan menilai orang-orang berusia 50 tahun ke atas yang memiliki penyakit paru-paru dan ginjal lebih mudah dan paling rentan terserang MERS.
Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan meskipun wabah besar di luar Timur Tengah adalah perkembangan baru, pihaknya tidak merekomendasikan pembatalan setiap perjalanan atau perdagangan ke Korea Selatan. "Tidak ada alasan bagi orang untuk panik. Selain itu, saya tidak menyatakan bahwa virus telah berubah menjadi lebih berbahaya," ujar Allison McGeer, ahli pengendalian infeksi di Rumah Sakit Mount Sinai, Toronto.
Para pejabat kesehatan pemerintah berujar mereka telah memutuskan untuk tidak mengungkapkan nama-nama rumah sakit yang staf, pasien, atau pengunjungnya terkena virus tersebut agar tidak timbul kepanikan.
Tiga puluh warga Korea Selatan telah diuji. Hasilnya, mereka positif terkena virus yang telah menewaskan ratusan orang itu, sebagian besar di Arab Saudi. Wabah di Korea Selatan adalah yang terbesar dilaporkan di luar Timur Tengah. Virus itu pertama kali muncul pada 2012. Hingga kini, 1.100 lebih kasus dengan lebih dari 470 kematian dilaporkan terjadi.
Dua pasien Korea Selatan meninggal pada Senin, sementara dan tiga lainnya berada dalam kondisi kritis. Pihak berwenang juga menunggu hasil tes untuk 99 orang yang diduga juga telah terinfeksi. Jumlah orang terduga pengidap MERS yang terisolasi di rumah atau pusat-pusat karantina milik negara dipantau meningkat menjadi 1.364 dari 790 sehari sebelumnya.
MERS disebabkan oleh koronavirus dari keluarga yang sama seperti salah satu yang menyebabkan wabah mematikan di Cina pada 2013 dari sindrom pernapasan akut parah atau SARS. Pejabat kesehatan menuturkan penelitian membuktikan bahwa unta dromedaris bisa menularkan virus kepada manusia melalui kontak jarak dekat.
KOREA HERALD | PUTRI ADITYOWATI | YON DEMA
Berita terkait
WHO Laporkan Kasus MERS di Arab Saudi, Dua Orang Tewas
20 Februari 2024
Terdapat empat kasus MERS-CoV yang dikonfirmasi, dua diantaranya berujung pada kematian dan dilaporkan ke WHO oleh Arab Saudi
Baca SelengkapnyaPiala Dunia 2022 Dibayangi Flu Unta, WHO: 35 Persen Pasien Terinfeksi Meninggal
16 Desember 2022
Ajang sepak bola Piala Dunia 2022 di Qatar dibayang-bayangi sebaran flu unta atau MERS. Seberapa berbahanya dan Bagaimana gejalanya?
Baca SelengkapnyaUpamecano dan Rabiot Terserang Virus Menjelang Final, Didier Deschamps Ambil Tindakan Pencegahan
15 Desember 2022
Didier Deschamps mengatakan Upamecano dan Rabiot tidak tampil di semifinal setelah menderita sakit dalam beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaBayang-bayang Flu Unta dan Piala Dunia 2022, Kenali Gejala dan Pencegahannya
15 Desember 2022
Sebelum perhelatan Piala Dunia 2022, terdapat setidaknya 2.600 kasus flu unta yang terkonfirmasi dan 935 di antaranya menyebabkan kematian.
Baca SelengkapnyaPiala Dunia Qatar, Suporter Negara Lain Diminta Waspada Flu Unta
8 Desember 2022
MERS adalah satu dari delapan risiko infeksi potensial yang secara teoritis dapat muncul selama Piala Dunia Qatar 2022.
Baca SelengkapnyaNeoCoV dan Mutasi Virus Corona, Ini Alasan untuk tidak Panik
31 Januari 2022
Masyarakat diminta tak panik dengan kabar tentang NeoCoV, jenis yang lain lagi dari keluarga virus corona--berbeda dari SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Baca SelengkapnyaSembuhkan Kera dari MERS, Vaksin Diuji untuk COVID-19
20 April 2020
MERS-CoV adalah kerabat dari sindrom pernafasan akut parah virus corona 2 (SARS-CoV-2), yang menyebabkan penyakit COVID-19.
Baca SelengkapnyaInfeksi Virus Corona, Begini Badai Sitokin Bisa Bikin Fatal
3 April 2020
Infeksi virus corona COVID-19 dan bahkan sekadar influenza bisa berujung fatal karena fenomena yang disebut badai sitokin.
Baca SelengkapnyaAwas Tertular, Virus Corona Bisa Bertahan 5 Hari pada Kertas
19 Maret 2020
Pandemi virus corona, membuat masyarakat semakin khawatir. Selain antar manusia, virus corona bisa bertahan lama di permukaan berbahan ini.
Baca SelengkapnyaTop 3 Tekno Berita Hari Ini: Imun Anak versus COVID-19
16 Maret 2020
Sejauh ini tidak ada anak-anak yang sakit parah, apalagi meninggal, akibat penyakit virus corona 2019 alias COVID-19.
Baca Selengkapnya