TEMPO.CO, Singapura - Menteri Pertahanan Singapura Ng Eng Hen membela polisi yang menembak mati pengemudi mobil yang nekad tancap gas di area terlarang lokasi dialog pertahanan internasional atau dikenal sebagai Shangri-La Dialogue. Ia mengatakan polisi "melakukan hal yang benar" dalam menangani insiden pada Minggu, 31 Mei 2015, di dekat Hotel Shangri-La itu.
Menurut Ng Eng Hen, polisi mewaspadai kemungkinan bahwa aksi pengemudi itu merupakan bagian dari rencana teroris. "Meski ternyata kasus ini adalah narkoba, bukan terorisme, polisi melakukan hal yang benar, selalu waspada," tulisnya di akun Facebook kemarin.
Ia bahkan menyatakan bangga dengan polisi yang bersikap waspada. "Mereka melakukan pekerjaan dengan profesionalisme yang besar dan standar tertinggi. Anda membuat kami selalu aman. Salut!" tulisnya.
Insiden ini bermula saat tiga orang yang menumpang mobil melintas di lokasi yang terlarang untuk dilalui selama penyelenggaraan dialog. Mereka mengabaikan peringatan polisi untuk menghentikan mobil dan bahkan tancap gas setelah polisi berniat memeriksa bagasi mobil.
Polisi menembaki kendaraan yang menerobos barikade. Pengendara mobil berusia 34 tahun tewas terkena tembakan. Dua penumpang laki-laki di dalam mobil, keduanya warga negara Singapura, ditangkap. Benda yang diyakini sebagai obat-obatan terlarang ditemukan di dalam mobil itu.
Shangri-La Dialogue berjalan lancar tanpa terganggu insiden penembakan itu. Acara puncak diskusi keamanan internasional yang digelar selama tiga hari ini dihadiri para menteri pertahanan dari 26 negara, analis keamanan, akademikus, dan media internasional.