Duh, Yayasan Bill Clinton Disebut Kecipratan Suap FIFA

Reporter

Jumat, 29 Mei 2015 06:20 WIB

Foto kombinasi sejumlah pejabat FIFA yang ditangkap karena terkait kasus dugaan korupsi di Swiss, 27 Mei 2015. REUTERS/Staff

TEMPO.CO , Washington DC: Yayasan milik Presiden Amerika Serikat ke-42 Bill Clinton, Clinton Foundation, disinyalir menerima aliran dana korupsi dari Badan Sepak bola Dunia (FIFA). Yayasan yang juga membiayai kampanye untuk mendukung pencalonan istrinya Hillary Clinton sebagai presiden tahun depan diduga menerima dana suap dari pemilihan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Yayasan Clinton ramai diperbincangkan semenjak beberapa pejabat senior FIFA ditangkap di Zurich , Swiss pada Rabu 27 Mei 2015, karena terkait kasus korupsi yang dituduhkan Amerika Serikat.

Seperti yang dilansir The Daily Beast pada 27 Mei 2015, badan amal milik keluarga Clinton tersebut telah menerima sekitar Rp 1,3 miliar dari FIFA dan dan bermitra dengan Asosiasi Fédération Internationale de Football pada beberapa kesempatan seperti dimuat dalam daftar donor di situs yayasan Clinton.



Clinton terlibat dengan FIFA berawal ketika ia dipercaya menjadi ketua komite untuk mempromosikan Amerika Serikat sebagai tuan rumah Piala Dunia untuk tahun 2018 dan 2022. Namun ketika Clinton gagal mewujudkannya, ia dikabarkan sangat kecewa dan marah.

Mendengar hal itu, Qatar yang mendapatkan jatah menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, mencoba untuk menenangkan Clinton. Komite Agung Qatar 2022 yang bekerja sama dengan negara Qatar menawarkan proyek penelitian dan pengembangan infrastruktur yang berkelanjutan di Piala Dunia FIFA 2022 untuk meningkatkan ketahanan pangan di Qatar dan daerah kering air di Timur Tengah.

Walaupun tak tercantum dalam situsnya, namun santer diberitakan bahwa panitia Piala Dunia Qatar 2022, memberikan uang kepada Clinton sebesar US$ 500 ribu (Rp 6,5 miliar ) pada tahun 2014 dan sebelum itu juga telah diserahkan sekitar US$ 5 juta (Rp 65 miliar) pada tahun yang tidak dirincikan.

Beberapa pejabat FIFA yang ditangkap terkait dengan kasus korupsi untuk penentuan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022. Penetapan Rusia dan Qatar menjadi tuan rumah telah mendapat kritik, karena kedua negara tersebut dikenal sebagai negara anti hak asasi manusia.

Penentuan Qatar pun agak sedikit ganjil, karena pada saat itu Qatar mengalami musim panas yang begitu hebat dan tidak memungkinkan untuk dilangsungkan pertandingan. Namun anehnya bisa lolos. Pembangunan infrastrukturnya pun akhir-akhir ini menuai kecaman karena dianggap mengeksploitasi tenaga kerjanya.

Terkait kasus korupsi dalam tubuh FIFA, belum ada seorangpun pejabat Qatar yang ditangkap, tetapi pihak berwenang Swiss mengumumkan Rabu, 27 Mei bahwa mereka telah membuka proses pidana ke dalam alokasi Piala Dunia Qatar dan Rusia. Mereka juga telah menyita dokumen dari kantor pusat FIFA dan memperoleh akses ke rekening bank Swiss yang diduga sebagai tempat penyimpanan hasil pencucian uang.

THE DAILY BEAST|YON DEMA

Berita terkait

Kolega Achsanul Qosasi Mengaku Tak Tahu Soal Sandi Garuda dalam Korupsi BTS Kominfo

1 jam lalu

Kolega Achsanul Qosasi Mengaku Tak Tahu Soal Sandi Garuda dalam Korupsi BTS Kominfo

Sadikin Rusli mengaku tidak mengetahui kode 'Garuda' digunakan untuk Mantan Direktur PT Multimedia Berdikari Sejahtera dalam korupsi BTS Kominfo.

Baca Selengkapnya

Profil Rahmady Effendi, Kepala Bea Cukai Purwakarta yang Disebut Punya Harta Tak Wajar

10 jam lalu

Profil Rahmady Effendi, Kepala Bea Cukai Purwakarta yang Disebut Punya Harta Tak Wajar

Ini profil Rahmady Effendi Hutahaean, Kepala Bea Cukai Purwakarta yang disebut memiliki bisnis pribadi dan harta tak wajar hingga Rp60 miliar.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Eks Dirut PTPN XI Mark Up Anggaran untuk Beli Lahan Tebu

1 hari lalu

KPK Sebut Eks Dirut PTPN XI Mark Up Anggaran untuk Beli Lahan Tebu

KPK menjelaskan konstruksi perkara atas penetapan tiga tersangka kasus korupsi pengadaan lahan yang diperuntukkan penanaman tebu oleh PTPN XI.

Baca Selengkapnya

Jadi Pejabat di Pemprov Sulsel, Anak SYL Disebut Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Bayar Aksesori Mobil

1 hari lalu

Jadi Pejabat di Pemprov Sulsel, Anak SYL Disebut Minta Uang ke Pejabat Kementan untuk Bayar Aksesori Mobil

Kabag Umum Ditjen Perkebunan Kementan mengungkap anak SYL pernah meminta uang untuk pembayaran aksesori mobil Rp 111 juta.

Baca Selengkapnya

KPK Tetapkan 3 Tersangka Kasus Korupsi Pengadaan Lahan PTPN XI

1 hari lalu

KPK Tetapkan 3 Tersangka Kasus Korupsi Pengadaan Lahan PTPN XI

KPK menetapkan tiga tersangka kasus korupsi pengadaan lahan hak guna usaha yang diperuntukkan sebagai lahan penanaman tebu oleh PTPN XI.

Baca Selengkapnya

Rangkaian Kasus TPPU yang Menjerat Abdul Ghani Kasuba Eks Gubernur Maluku Utara

1 hari lalu

Rangkaian Kasus TPPU yang Menjerat Abdul Ghani Kasuba Eks Gubernur Maluku Utara

KPK kembali menetapkan eks Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba sebagai tersangka dalam kasus dugaan TPPU dengan nilai mencapai Rp 100 miliar.

Baca Selengkapnya

Kejati Tahan Pejabat DKP Banten untuk Dugaan Korupsi Proyek Breakwater Cituis, Ini Arti Pemecah Gelombang

5 hari lalu

Kejati Tahan Pejabat DKP Banten untuk Dugaan Korupsi Proyek Breakwater Cituis, Ini Arti Pemecah Gelombang

Kejati Banten menahan pejabat di Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi proyek breakwater Cituis.

Baca Selengkapnya

Jaksa KPK Akan Panggil Keluarga Syahrul Yasin Limpo di Persidangan untuk Konfirmasi Temuan

5 hari lalu

Jaksa KPK Akan Panggil Keluarga Syahrul Yasin Limpo di Persidangan untuk Konfirmasi Temuan

Jaksa KPK Meyer Simanjuntak menyebut institusinya akan menghadirkan keluarga bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebagai saksi.

Baca Selengkapnya

4 Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa Penuhi Permintaan Syahrul Yasin Limpo karena Takut Dipecat

6 hari lalu

4 Pejabat Kementan Mengaku Terpaksa Penuhi Permintaan Syahrul Yasin Limpo karena Takut Dipecat

Empat pejabat di Kementerian Pertanian kompak menjawab terpaksa memenuhi permintaan Syahrul Yasin Limpo karena takut dipecat atau dimutasi.

Baca Selengkapnya

Syahrul Yasin Limpo Disebut Minta Honor Narasumber Rp10 Juta padahal Maksimal Rp4 Juta

6 hari lalu

Syahrul Yasin Limpo Disebut Minta Honor Narasumber Rp10 Juta padahal Maksimal Rp4 Juta

Bendahara Dirjen PSP Kementerian Pertanian mengaku diminta menyiapkan Rp10 juta untuk honor Syahrul Yasin Limpo sebagai narasumber

Baca Selengkapnya