TEMPO.CO, Austin - Ratusan orang telah dievakuasi dari daerah yang terancam banjir di wilayah Texas pada Rabu 27 Maret 2015 setelah hujan deras kembali menghantam negeri koboi Amerika Serikat tersebut. Banjir yang telah berlangsung selama beberapa hari belakangan ini meluluh-lantahkan salah satu negara bagian Amerika Serikat tersebut.
Akibat banjir tersebut, hingga saat ini tercatat 15 orang telah tewas, termasuk enam lainnya di Houston. Pihak berwenang telah mengingatkan warga untuk menjauh dari kota Parker dimana air Sungai Brazos telah meluap pada Rabu malam, 27 Mei 2015.
"Luapan sungai akan datang dengan cepat dan mengalir pada volume yang berbahaya," kata hakim kota Parker, Mark Riley dalam konferensi pers.
Korban tewas di Texas diperkirakan akan terus meningkat, dengan sekitar selusin orang masih dinyatakan hilang dan badai yang lebih besar masih akan kembali menghantam kota Houston, Austin dan Dallas. Kembalinya hujan lebat itu menghambat upaya penyelamatan darurat di seluruh wilayah negara bagian tersebut.
Banjir tersebut telah merusak sekitar 4.000 struktur dan mengacaukan transportasi di Houston, kota yang penduduknya keempat terpadat di Amerika, di mana lebih dari seribu kendaraan terjebak dalam banjir.
Badai juga telah menghambat perjalanan udara. Hampir 240 penerbangan dibatalkan di bandara Dallas dan Houston, yang termasuk bandara tersibuk di Amerika.
Di Dallas sendiri polisi telah mengevakuasi warga yang tinggal di dekat bendungan yang terancam akan pecah untuk pindah ke tempat yang lebih tinggi.
Total kerusakan hingga saat ini belum diketahui. Namun kerugian sangatlah besar karena negara bagian yang menjadi pusat sumber daya energi Amerika tersebut akan berhenti beroperasi untuk sementara waktu.Texas menyumbang APBN sebesar US$ 1.4 triliun (Rp 18,5 kuadraliun) per tahun bagi Amerika.