Kenalkan Ashin Wirathu, Biksu Pembenci Muslim Rohingya

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Minggu, 24 Mei 2015 15:06 WIB

Biksu Ashin Wirathu, diduga sebagai dalang kerusuhan dan pembantaian muslim rohingya. Paula Bronstein/Getty Images

TEMPO.CO, Rangoon - Krisis kemanusiaan di Myanmar yang menyebabkan ribuan orang Rohingya terusir dari tanah mereka tak terlepas dari derasnya propaganda sejumlah tokoh. Penduduk Myanmar, yang 85 persen atau 60 juta orang adalah penganut Buddha, telah lama menumbuhkan ketidaksukaan pada muslim Rohingya. (Baca: Derita Rohingya: Suu Kyi Tetap Bungkam, Partai Buka Suara)

Salah satu orang yang disebut-sebut berperan dalam memanaskan konflik tersebut adalah biksu Ashin Wirathu. Dia disebut oleh BBC sebagai biksu Buddha paling radikal yang gemar menyebarkan kebencian pada kaum minoritas muslim dengan mengatakan kelompok minoritas Islam akan menguasai negara.

Dalam laporannya, BBC Myanmar menyebut Wirathu mulai terkenal sejak ikut gerakan nasionalis antimuslim 969 pada 2001. Kelompok ini disebut ekstremis walau tak mengakui julukan itu. Wirathu pernah dihukum penjara 25 tahun pada 2003. Namun, pada 2010, dia dibebaskan bersama tahanan politik lain. (Baca pula: Rohingya Dibantai dan Diusir, di Mana Aung San Suu Kyi?)

Keluar dari penjara, Wirathu makin menggencarkan propagandanya. Dia membagikan video di Internet yang menyuarakan peringatan antimuslim. "Muslim menyerang gadis Myanmar tak bersalah, memperkosa mereka," ujarnya dalam salah satu video. Wirathu dengan terbuka menyatakan bangga disebut pemeluk Buddha radikal.





Wirathu juga pernah masuk halaman muka majalah internasional Time pada Juli 2013. Judul yang diambil Time adalah The Face of Buddhist Terror? atau Inikah Wajah Teror Buddha?.

Dalam khotbahnya, Wirathu sering menjadikan komunitas muslim di Myanmar, khususnya Rohingya, sebagai target. "Dia memimpin gerakan yang mendesak muslim Rohingya dipindahkan ke negara dunia ketiga," bunyi laporan BBC. Biksu ini menyalahkan muslim atas pertikaian yang terjadi di Myanmar. (Baca: Jokowi Harap Dunia Internasional Bantu Pengungsi Rohingya)

Meski begitu, sikap Wirathu dibiarkan saja oleh pemerintah Myanmar karena menyuarakan pandangan politik populer. Awal tahun ini, lebih dari 2.500 pengungsi Rohingya menumpang kapal perdagangan manusia untuk menyeberangi Laut Benggala. Mereka akhirnya terdampar di Indonesia, Malaysia, dan Thailand dalam kondisi mengenaskan. (Simak: VIDEO: Perahu Kecil Aceh Selamatkan 433 Pengungsi Rohingya)

BBC | MOYANG KASIH DEWIMERDEKA

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

22 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya