Pejuang syiah yang dikenal Hashid Shaabi berada dekat mobil terbakar yang digunakan oleh Negara Islam (ISIS) sebagai bom bunuh diri di selatan Tikrit, 12 Maret 2015. Pasukan keamanan Irak dan milisi Syiah baku tembak sporadis dengan pejuang Negara Islam (ISIS) di Tikrit. REUTERS/Thaier Al-Sudani
TEMPO.CO , Moskow:Seorang penceramah Muslim di Rusia mengungkapkan bahwa untuk menjadi seorang pembom bunuh diri di ISIS, seseorang harus menunggu giliran. Penantian menjadi martir ISIS bahkan bisa berbulan-bulan lamanya, kecuali dia orang kaya asal Arab Saudi.
Informasi tersebut disampaikan oleh Kamil Abu Sultan ad-Daghestani, seorang pengkhotbah pro ISIS dari Dagestan, Rusia. Kamil membuat tuduhan dalam postingan baru berbahasa Rusia pada situs jihad Qonah.
"ISIS memiliki daftar tunggu yang panjang untuk menjadi seorang pembom bunuh diri tapi jika anda adalah seorang yang kaya diperbolehkan untuk melompati antrean," kata Kamil seperti yang dilansir Mirror pada Jumat, 22 Mei 2015.
Kamil menambahkan ada beberapa calon pembom bunuh diri yang begitu putus asa untuk segera menjadi martir bagi ISIS, karena mereka harus menunggu hingga 3 bulan atau lebih.
Beberapa militan diantaranya menggerutu bahwa anggota senior membiarkan orang Saudi mengatur tali pada rompi peledak sementara yang lain terpaksa menunggu.
Kamil mengatakan bahwa ada satu jihadis yang frustrasi, sehingga akhirnya ia menyembelih dirinya. Beberapa lagi yang tak sabar menanti giliran pindah dari Suriah ke Irak, karena di di Irak prosesnya lebih cepat.
Seorang ayah dua anak asal Inggris yang meledakkan dirinya dalam serangan bom bunuh diri karena tak sabar menunggu sampai ke antrean terdepan.
Kabir Ahmed, 32, dari Derby, dilaporkan mengendarai truk penuh bahan peledak ke sebuah konvoi di Beiji, Irak utara yang menewaskan delapan polisi dan melukai 15 orang lainnya pada bulan November 2014.
Ahmed diwawancarai oleh BBC Program Panorama sebelum aksi tersebut pada Juli 2014. Ahmed mengaku menjadi jihad ISIS di Suriah. "Semua orang telah mendapatkan nama mereka pada daftar untuk menjadi pembom bunuh diri dan semua orang memaksa Amir [pemimpin] untuk segera memasukan nama mereka ke dalam antrean terdepan," kata Ahmed.
"Semua orang ingin berjuang demi Allah." kata Ahmed.