Perdagangan Manusia, Thailand Tak Mau Disalahkan  

Reporter

Jumat, 8 Mei 2015 07:25 WIB

Petugas kepolisian dan relawan bersiap membungkus jenazah yang diangkat dari kuburan massal didalam hutan dekat perbatasan Malaysia di Thailand, 2 Mei 2015. Sekitar 30 kuburan yang digali didiga imigran dari Myanmar dan Bangladesh berada dalam hutan. REUTERS/Damir Sagolj

TEMPO.CO, Bangkok - Sedikitnya 50 personel kepolisian Thailand terlibat dalam jaringan perdagangan manusia. Mereka dijatuhi hukuman setelah Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-o-cha memerintahkan penyelidikan atas penemuan kamp perdagangan manusia di perbatasan negara itu dengan Malaysia.

Sebelumnya diberitakan, ditemukan 33 mayat di kamp perdagangan manusia di provinsi selatan Songkhla. Mayat-mayat yang dikubur di kawasan hutan itu diduga warga negara Myanmar dan Bangladesh.

"Kami telah menahan lebih dari 50 polisi atas masalah ini karena para komandan di daerah setempat tahu siapa saja yang telah terlibat," kata Kepala Polisi Kerajaan Thai Somyot Poompanmuang kepada wartawan.

"Pada masa lalu tidak ada upaya yang tegas untuk memecahkan masalah ini," kata Somyot menjelang pertemuan untuk membahas upaya penindakan sindikat perdagangan manusia di Bangkok.

Prayuth Chan-o-cha telah memerintahkan pembersihan kamp perdagangan manusia di seluruh negeri dalam waktu sepuluh hari. "Thailand tidak bisa disalahkan untuk krisis ini," ujar Prayuth. "Masalah ini berasal dari luar negeri, bukan dari kami. Untuk mengatasi hal itu, kita harus melihat ke sumber karena kita hanyalah sebuah negara transit."

Ribuan imigran ilegal, termasuk muslim Rohingya dari Myanmar barat dan dari Bangladesh, melakukan perjalanan berbahaya melalui laut dan darat untuk menghindari penganiayaan karena agama, etnis, dan mencari pekerjaan. Mereka sering diperdagangkan melalui Thailand, sebuah negara mayoritas Buddha, dan dibawa ke hutan. Uang tebusan akan diminta saat menjual mereka dan menyelundupkan mereka melintasi perbatasan ke Malaysia.

Sunai Phasuk dari lembaga Pemantau Hak Asasi Manusia menyerukan penyelidikan terhadap personel militer Thailand yang diduga terlibat dalam perdagangan manusia. "Kami melihat politikus dan polisi setempat sedang diselidiki, tapi bagaimana dengan personel militer? Bagaimana dengan pejabat dari departemen kehutanan yang telah lama diduga memberikan dukungan kepada pedagang manusia?" ucap Phasuk.

Beberapa pejabat Thailand bahkan mengatakan perdagangan manusia telah diizinkan untuk berkembang selama bertahun-tahun di tengah ketidakpedulian dan keterlibatan otoritas Thailand.

REUTERS | MECHOS DE LAROCHA


Berita terkait

AS Kembalikan Barang Antik dan Artefak ke Indonesia, Berikut Pengertian Artefak

5 hari lalu

AS Kembalikan Barang Antik dan Artefak ke Indonesia, Berikut Pengertian Artefak

Artefak dan barang antik yang dicuri oleh beberapa orang dan dibawa ke Amerika Serikat telah dikembalikan ke Indonesia. Apa itu artefak?

Baca Selengkapnya

MUI Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Anak Asal Sumbar yang Dibuang Muncikari di Tol Ancol

25 Februari 2024

MUI Minta Polisi Usut Tuntas Kasus Anak Asal Sumbar yang Dibuang Muncikari di Tol Ancol

MUI minta kepolisian untuk menangkap dan membongkar kasus perdagangan orang ini secepatnya sampai ke akar-akarnya.

Baca Selengkapnya

Imigrasi Soekarno-Hatta Tangkap 4 WNA Pengguna Paspor Palsu, Diduga Jaringan Penyelundupan Manusia

20 Februari 2024

Imigrasi Soekarno-Hatta Tangkap 4 WNA Pengguna Paspor Palsu, Diduga Jaringan Penyelundupan Manusia

Imigrasi Soekarno-Hatta mendapati 4 WNA berkewarganegaraan Irak, Suriah, dan Sudan tersebut memiliki tujuan dan motif yang berbeda.

Baca Selengkapnya

Ada 11 Anak-anak tanpa Pendamping dalam Pesawat yang Dilarang Terbang di Prancis

24 Desember 2023

Ada 11 Anak-anak tanpa Pendamping dalam Pesawat yang Dilarang Terbang di Prancis

Sebelas anak di bawah umur tanpa pendamping termasuk di antara 303 penumpang asal India di pesawat yang dilarang terbang di Prancis atas dugaan TPPO.

Baca Selengkapnya

Prancis Larang Pesawat Pembawa 300 Warga India atas Dugaan Perdagangan Manusia

23 Desember 2023

Prancis Larang Pesawat Pembawa 300 Warga India atas Dugaan Perdagangan Manusia

Sebuah pesawat tujuan Nikaragua yang membawa lebih dari 300 penumpang asal India telah dilarang terbang di Prancis atas dugaan "perdagangan manusia"

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Bicara Empat Mata dengan Ketua UNHCR Soal Isu Rohingya di Aceh

13 Desember 2023

Menlu Retno Bicara Empat Mata dengan Ketua UNHCR Soal Isu Rohingya di Aceh

Menlu Retno menyampaikan bahwa UNHCR akan berusaha semaksimal mungkin untuk membantu menyelesaikan masalah pengungsi Rohingya di Aceh.

Baca Selengkapnya

Kasus Prostitusi Online Mami Icha, Polisi Selidiki Dugaan Pemalsuan Registrasi Nomor Telepon Korban

4 Oktober 2023

Kasus Prostitusi Online Mami Icha, Polisi Selidiki Dugaan Pemalsuan Registrasi Nomor Telepon Korban

Keterangan 21 anak korban prostitusi online Mami Icha diperlukan untuk menguak lebih dalam dugaan tindak pidana yang terjadi.

Baca Selengkapnya

Banyak Warganya Jadi Tentara Bayaran Rusia, Kuba: Itu Perdagangan Manusia

15 September 2023

Banyak Warganya Jadi Tentara Bayaran Rusia, Kuba: Itu Perdagangan Manusia

Kuba mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang bertentangan mengenai penggunaan warganya sebagai tentara bayaran dalam perang Ukraina.

Baca Selengkapnya

Kuba Ungkap Perdagangan Manusia untuk Perang Rusia Ukraina

5 September 2023

Kuba Ungkap Perdagangan Manusia untuk Perang Rusia Ukraina

PM Thailand Srettha Thavisin Bertemu Prayuth Chan-ocha, Bahas Solusi Atasi Perpecahan

24 Agustus 2023

PM Thailand Srettha Thavisin Bertemu Prayuth Chan-ocha, Bahas Solusi Atasi Perpecahan

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin membahas cara mengatasi perpecahan politik dengan pendahulunya Prayuth Chan-ocha, arsitek kudeta 2014 terhadap pemerintahan terakhir Partai Pheu Thai.

Baca Selengkapnya