TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Mozambik pada Rabu, 22 April 2015 menyatakan lebih dari 600 warga Mozambik yang telah terpengaruh oleh gelombang kerusuhan xenofobia di Afrika Selatan sedang dalam perjalanan ke Maputo.
Lembaga Penanganan Bencana Nasional menyatakan kelompok itu diperkirakan tiba di negeri tersebut antara Rabu dan Kamis pagi waktu setempat.
Korban aksi kebencian terhadap orang asing yang diangkut oleh Pemerintah Mozambik akan ditampung di pusat persinggahan Boane, sekitar 30 kilometer di sebelah selatan ibu kota Mozambik, tempat mereka kemudian akan diangkut ke wilayah asal mereka masing-masing.
Tujuh orang, termasuk tiga warga Mozambik sejauh ini telah tewas akibat kerusuhan xenofobia di Afrika Selatan sejak aksi itu meletus lebih dari satu pekan sebelumnya.
Komisi Tinggi Mozambik di Afrika Selatan menyatakan situasi telah mulai kembali normal, sementara pihak berwenang menindak jaringan xenofobia.
Kelompok pertama sebanyak 107 orang yang sudah tiba di pusat persinggahan Boane telah dipulangkan ke daerah asal mereka, kata Xinhua.
Gelombang baru kerusuhan itu meletus cuma beberapa hari setelah Raja Zulu Goodwill Zwelithini, otoritas tradisional tertinggi Kwazulu Nata, mendesak orang asing "agar mengemas barang mereka dan pergi" dri negeri itu.
Pada 2008, 72 orang asing menemui ajal, akibat serangan xenofobia di daerah pinggiran Afrika Selatan.
Berita terkait
Ajaib, Jenazah Wanita Afrika Selatan Melahirkan Bayi
22 Januari 2018
Seorang wanita hamil di Afrika Selatan yang meninggal dunia saat kandungannya berusia 9 bulan dilaporkan melahirkan bayinya 10 hari kemudian.
Baca SelengkapnyaWarga Desa Ini Ketakutan Domba Lahir Bertubuh Mirip Manusia
23 Juni 2017
Seekor domba lahir dengan tubuh bagian atas mirip manusia sehingga membuat gempar ribuan warga desa Lady Frere di Afrika Selatan.
Baca SelengkapnyaSaham Terguncang, Presiden Afrika Selatan Pecat Menteri Keuangan
31 Maret 2017
Di pasar valuta asing, nilai mata uang Rand Afrika Selatan dikabarkan turun hingga lima persen.
Baca SelengkapnyaAhmed Kathrada, Aktivis Anti-Apartheid Afrika Selatan, Wafat
28 Maret 2017
Aktivis anti-apartheid Afrika Selatan, Ahmed Kathrada, yang pernah dipenjara selama 26 tahun bersama Nelson Mandela, meninggal Selasa pagi, 28 Maret 2017.
Baca SelengkapnyaAtap Rumah Sakit Jebol, Lima Orang Terperangkap Runtuhan
3 Maret 2017
Sebanyak 2 pasien, 2 pekerja konstruksi, dan 1 staf rumah sakit berhasil diselamatkan serta hanya luka ringan.
Baca SelengkapnyaSentimen Anti-Imigran Memanas di Afrika Selatan
28 Februari 2017
Sentimen anti-imigran kembali merebak di Afrika Selatan. Rumah imigran dibakar, terjadi penjarahan hingga ancaman.
Baca SelengkapnyaNyata dan Sadis, Remaja Ini Dipaksa Masuk Peti Mati, Lalu...
8 November 2016
Seorang tanpa rasa iba terus menekan tubuh dan kepala remaja dengan menggunakan penutup peti mati.
Baca SelengkapnyaIstri Kaget Lihat 'Anaconda' Suaminya, Bulan Madu pun Batal
12 Oktober 2016
Seorang wanita yang baru menikah terkejut ketika untuk pertama kali melihat organ intim milik suaminya.
Baca SelengkapnyaBocah 6 Tahun Tewas Saat Melindungi Ibunya dari Pemerkosa
20 Agustus 2016
Bocah laki-laki berusia 6 tahun tewas setelah berusaha mencoba menghentikan seorang pria yang akan memperkosa ibunya.
Baca SelengkapnyaNelson Mandela Napi Paling Terkenal di Dunia, Dibui 27 Tahun
16 Mei 2016
Nelson Mandela adalah Presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan. Mantan agen CIA mengaku CIA di balik pemenjaraan Mandela selama 27 tahun.
Baca Selengkapnya