TEMPO Interaktif, Bagdad: Ziarah tahunan kaum Syiah Irak ke makam Imam Mousa al-Kadim di Distrik Kazimiyah yang diikuti sekitar 1 juta orang, Rabu (31/8), berubah menjadi petaka. Hampir 650 orang dilaporkan tewas tenggelam karena pembatas jembatan ambruk serta terkena serangan mortir dari kelompok pemberontak. Jumlah korban itu merupakan yang terbesar sejak tentara sekutu pimpinan Amerika Serikat menyerbu Irak, dua tahun lalu. Insiden ini diduga akan meningkatkan ketegangan antara kelompok Syiah yang mayoritas dan elite Sunni yang berada di belakang perlawanan.Menurut sumber di rumah sakit, sebagian besar korban adalah wanita, anak-anak, dan orang tua. Komandan polisi kota Azamiyah, Brigadir Jenderal Khalid Hassan, mengatakan bahwa jumlah resmi mereka yang tewas baru terhitung 308 orang, yang disebabkan serangan mortir dan tenggelam di Sungai Tigris yang melintasi kawasan itu. Namun, sumber rumah sakit menyatakan jumlah korban tewas sedikitnya 647 orang, sementara yang luka-luka lebih dari 300 orang.Insiden berdarah itu diawali serangan mortir yang diarahkan langsung kepada kerumunan peziarah. Akibatnya, tujuh orang langsung tewas dan puluhan lainnya terluka. Namun, insiden terburuk adalah terjadinya kepanikan yang melanda ribuan peziarah di sekitar makam, setelah munculnya isu bom bunuh diri. Para peziarah berlarian tak terkendali dan memadati jembatan Al-Aaimmah, dekat masjid makam al-Kadim. Akibatnya, pengaman jembatan runtuh dan ratusan orang terlempar ke sungai dan tenggelam. AFP