Makanan Terakhir Pengebom London: McDonald

Reporter

Editor

Kamis, 25 Agustus 2005 20:13 WIB

TEMPO Interaktif, London: Kepolisian Inggris merekonstruksi saat-saat terakhir sebelum para pengebom melancarkan aksinya pada 7 Juli lalu di London. Hassib Hussain, seorang tersangka, diduga membeli makanan di restoran McDonald dan menghubungi tiga rekannya melalui telepon, sebelum kemudian meledakkan dirinya di atas bus.Para penyelidik mencoba merunut pergerakan pria 18 tahun itu dari saat ia berpisah dengan rekan-rekannya di Stasiun King's Cross, London utara. Harian The Times menulis, tersangka pengebom termuda itu gagal meledakkan kereta bawah tanah seperti rekan-rekannya dan beralih ke bus. Juru bicara Scotland menolak memberi komentar terhadap laporan ini. Yang jelas, Hussain memicu detonator bomnya di Tavistock Square, pusat London, pada pukul 9:47 waktu setempat atau 17.47 Wib. Ledakan ini berjarak 57 menit dari tiga bom yang menyerang jalur kereta bawah tanah di selatan, timur, dan barat King's Cross.Hussain semula diduga bertugas meledakkan arah utara kereta bawah tanah, untuk mengesankan London dikepung serangan. Namun, serangan itu gagal karena kereta jalur utara langsung dihentikan.Juru bicara transportasi London menyatakan, semua enam jalur kereta yang melewati King's Cross berjalan normal pada pukul 8.50, saat bom meledak. "Teori yang menyatakan Hussain meledakkan bus karena ia tak bisa menyerang jalur utara tidak benar, karena ia sebenarnya bisa melakukannya," kata dia.Kamera keamanan merekam empat tersangka, ketika mereka tiba di King's Cross. Harian Independent dan Times melaporkan bahwa Hussain terlihat memasuki McDonald's di King's Cross. "Tak tampak ia bertemu seseorang di sana, dan sejauh ini belum jelas bagaimana ia mencapai targetnya," tulis Independent.Times menulis bahwa Hussain bergegas keluar dari stasiun menuju restoran cepat saji itu, dan kemudian mencoba menghubungi tiga rekannya melalui seluler beberapa saat sebelum pukul 09.00. Pada saat itu, tiga rekannya telah tewas.Dilaporkan, Hussain pertama kali mencoba menghubungi Mohammad Sidique Khan, 30 tahun, yang diduga sebagai pemimpin tim. "Aku tidak bisa naik kereta, apa yang harus aku lakukan?" kata Hussain dikutip Times. Ia mengatakan hal yang sama kepada kepada Shehzhad Tanweer, 22 tahun, dan Jermaine Linsday, 19 tahun, dua tersangka lainnya.Times mengutip sumber kepolisian yang telah mendengarkan rekaman telepon Hussain menyatakan: "Suaranya semakin panik setiap kali ia berusaha menelepon."Aksi Hussain meledakkan bus menimbulkan kebingungan bagi para penyelidik, yakni dari mana ia mendapatkan saran: Al-Qaidah atau jaringan pendukung aksi teror yang menewaskan 52 orang itu. Sumber Times menyatakan: "Ia pasti tahu bahwa ia tak bisa bertemu rekan-rekannya yang telah tewas, jadi ia memutuskan target baru. Kami perlu tahu, siapa yang menyuruhnya melakukan hal itu."Scotland Yard terus menyelidiki rekaman kamera keamanan, telepon, dan para saksi mata. Polisi menyatakan, tidak terlihat hubungan antara bom 7/7 dan serangan serupa yang gagal, dua pekan kemudian. AFP/Budi

Berita terkait

Direktur Utama Maskapai Batik Air Achmad Luthfie Meninggal

24 Januari 2021

Direktur Utama Maskapai Batik Air Achmad Luthfie Meninggal

Bergabung dengen Grup Lion Air pada 2000, Achmad Luthfie menjabat sebagai Direktur Utama Batik Air sejak 2013.

Baca Selengkapnya

Penegakan Hukum Lemah, Gurauan Bawa Bom di Bandara Terus Berulang

17 Januari 2016

Penegakan Hukum Lemah, Gurauan Bawa Bom di Bandara Terus Berulang

Pelakunya dibebaskan polisi karena perbuatannya dianggap tidak memenuhi unsur pidana.

Baca Selengkapnya

Penumpang Mengaku Bawa Granat, Batik Air Batal Terbang  

29 April 2015

Penumpang Mengaku Bawa Granat, Batik Air Batal Terbang  

"Terlepas itu bercanda atau tidak, itu kami anggap sebagai ancaman penerbangan," ujar Head of Corporate Secretary Lion Air Kapten Dwiyanto Ambarhidayat.

Baca Selengkapnya

Teror Bom Batik Air: Saat Koper Itu Dibuka, Rupanya Ada...  

18 April 2015

Teror Bom Batik Air: Saat Koper Itu Dibuka, Rupanya Ada...  

Pesawat Batik Air BTK 6171 rute Ambon-Jakarta sempat mendarat di Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin, Maros.

Baca Selengkapnya

Polisi Lacak Pengirim SMS Ancaman Bom di Batik Air

18 April 2015

Polisi Lacak Pengirim SMS Ancaman Bom di Batik Air

Kepolisian Resor Maros melacak keberadaan pengirim pesan singkat alias SMS yang mengabarkan ada bom di dalam pesawat Batik Air.

Baca Selengkapnya

Penumpang Batik Air yang Diancam Bom Sudah Tiba di Jakarta  

17 April 2015

Penumpang Batik Air yang Diancam Bom Sudah Tiba di Jakarta  

Penumpang Batik Air yang diteror bom tidak menerima kompensasi keterlambatan.

Baca Selengkapnya

Kronologi Ancaman Bom di Batik Air  

17 April 2015

Kronologi Ancaman Bom di Batik Air  

Di dalam pesawat Batik Air terdapat 122 orang, termasuk 6 kru dan pilot.

Baca Selengkapnya

Batik Air Dinyatakan Aman dari Bom  

17 April 2015

Batik Air Dinyatakan Aman dari Bom  

Polisi melacak pengirim pesan singkat berisi ancaman bom di dalam pesawat Batik Air rute Ambon-Jakarta.

Baca Selengkapnya

Polisi Masih Telusuri Teror Bom Batik Air

17 April 2015

Polisi Masih Telusuri Teror Bom Batik Air

Polri belum mendapatkan laporan detail mengenai ancaman bom tersebut.

Baca Selengkapnya

Ada Teror Bom, Batik Air Ganti Pesawat  

17 April 2015

Ada Teror Bom, Batik Air Ganti Pesawat  

Secara psikologis memang harus ganti pesawat.

Baca Selengkapnya