Prosesi peti jenazah bapak Singapura Lee Kuan Yew keluar dari Gedung Parlemen, 29 Maret 2015. Tempo/Maria Rita Ida Hasugian
TEMPO.CO, Singapura - Remaja Singapura berusia 16 tahun ini terancam masuk bui selama tiga tahun dan membayar denda sekitar US$ 4.500 atau Rp 58,8 juta.
Media lokal mengidentifikasikan remaja itu bernama Amos Yee. Dia ditangkap polisi beberapa saat setelah upacara kenegaraan pemakaman Bapak Singapura, Lee Kuan Yew, Minggu, 29 Maret 2015.
Amos Lee mengunggah video pemakaman Lee Kuan Yew selama 8 menit di YouTube. Di video yang berjudul "Lee Kuan Yew akhirnya meninggal," ia membuat pernyataan yang mengkritik Lee Kuan Yew.
Ia pun dituduh melecehkan umat Kristen gara-gara menyamakan Lee Kuan Yew seperti Yesus Kristus.
Amos Lee bakal dijerat pelanggaran Undang-Undang Perlindungan terhadap Pelecehan. Pernyataan Amos Lee di video itu dianggap menyebarkan ancaman dan hinaan.
Dalam hukum Singapura, Amos Lee akan diadili di pengadilan umum. Pengadilan anak hanya ditujukan jika pelaku pelanggaran hukum berusia di bawah 16 tahun.
Belum jelas apa yang memotivasi Amos Lee mengunggah video pemakaman Lee Kuan Yew. Namun di video itu Amos mengkritik Lee Kuan Yew dengan menyebut perdana menteri Singapura pertama itu sebagai sosok yang mengerikan... setiap orang takut, setiap orang khawatir jika seseorang mengatakan sesuatu maka mereka akan berada dalam masalah."
Pejabat polisi Singapura Tan Chye Hee mengatakan tindakan Amos dapat mengancam keharmonisan hubungan umat beragama di Singapura. Setelah penangkapan Amos Lee, video itu tak dapat lagi diakses.
Upacara kenegaraan pemakaman Lee Kuan Yew berlangsung pada Minggu, 29 Maret 2015 pada pukul 2 siang waktu Singapura. Upacara pemakaman dihadiri sejumlah kepala negara dan kepala pemerintahan. Lbeih dari 100 ribu orang berjajar di pinggir jalan untuk memberikan penghormatan terakhir ketika prosesi pemakaman Lee Kuan Yew dimulai dari gedung parlemen hingga ke Universitas Nasional Singapura.