Berdiri di dekat bangkai mobil yang hancur, seorang pria Yaman berusaha mencari para korban selamat. Tidak disebutkan berapa korban tewas, maupun yang terluka. Yaman Sanaa, 26 Maret 2015. Mohammed Hamoud/Getty Images
TEMPO.CO, Sanaa - Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan kerajaan tak menutup kemungkinan mengirim pasukan darat ke Yaman guna menumpas gerakan militan Houthi.
"Saya belum tahu apakah ada yang ingin pergi ke Yaman, tapi kami tidak ingin mengesampingkan berbagai kemungkinan," kata Jubeir sebagaimana dikutip kantor berita Reuters. "Hingga saat ini, serangan kami ke basis pertahanan Houthi melalui udara."
Dalam beberapa serangan yang dilancarkan Saudi—pemimpin koalisi negara Arab—ditujukan ke benteng pertahanan utama Houthi di Saada, sebelah utara Yaman. Gempuran udara Saudi juga menyasar gudang senjata dan lapangan terbang.
"Target serangan koalisi adalah kemampuan pertahanan udara Houthi, termasuk misil darat ke udara, artileri, baterai anti-serangan udara," kata Brigadir Jenderal Ahmed Asiri, juru bicara koalisi Arab, Minggu, 29 Maret 2015.
Brigjen Asiri juga menuduh Houthi secara masif menyimpan senjata di seluruh kota di Yaman. Operasi militer di Kota Hodeida pun terpaksa dihentikan dalam waktu beberapa jam untuk proses evakuasi 500 warga Pakistan dari kota tersebut.
Di sebelah utara Kota Saada, benteng pertahanan Houthi di dekat perbatasan Saudi, serangan udara menghantam pangkalan militer yang dikuasai sejumlah kelompok bersenjata dan sekutu mereka, pendukung bekas Presiden Ali Abdullah Saleh yang menguasai hampir semua unit militer.
Saleh dipaksa turun jabatan setelah pada 2011 terjadi gerakan massa menentangnya. Namun dia masih memiliki pengaruh kuat di Yaman.
Pada Sabtu, 28 Maret 2015, dalam pertemuan pemimpin Arab di Mesir, dia mendesak agar koalisi pimpinan Arab Saudi menghentikan serangan dan mencari solusi politik guna menyelesaikan masalah Yaman. Saleh berjanji bahwa dia dan rekan-rekannya akan membantu mencari presiden untuk Yaman.
Menteri Luar Negeri Yaman Riyadh Yasin menolak semua yang disampaikan Saleh seraya berkata, "Itu kalimat pecundang."
Saluran televisi milik Saudi, Al Arabiya, menyiarkan secara lengkap proposal yang disampaikan Ahmed, putra Saleh, agar Arab Saudi menghentikan serangan militer. Al-Arabiya melaporkan Pangeran Mohammad menolak permohonan Ahmed dengan mengatakan bahwa dia akan mengalahkan Houthi.
"Presiden Abd-Rabbu Manosur Hadi harus dikembalikan ke Ibu Kota Sanaa untuk memimpin Yaman sebagai pemimpin yang sah," katanya sebagaimana dikutip Al-Arabiya.