TEMPO Interaktif, Jakarta:Kalau di Indonesia dikenal banjir kiriman, di Malaysia setiap tahun sejak 1997 ditimpa kabut asap kiriman dari Sumatera dan Kalimantan. Namun, kabut asap kali ini merupakan yang terburuk, sehingga negeri itu pun mengumumkan keadaan darurat. Saya menyatakan negara dalam keadaan darurat untuk semua area di Kuala Selangor dan Port Klang, kata Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi. Ia menetapkan status itu setelah kementerian lingkungan mencatat tingkat pencemaran udara atau air pollution index (API) di Port Klang mencapai angka 529 dan 531 di kota pantai Kuala Selangor, dan di Ibukota Malaysia, Kuala Lumpur mencapai 321. Jumlah itu jauh di atas ambang batas berbahaya pada tingkat 301. Bencana asap terburuk sejak 1997 dan 1998 ini mengundang reaksi keras kelompok oposisi. Pemimpin Partai Aksi Demokratik (DAP) Lim Kit Siang akan mengajukan protes kepada duta besar Indonesia di Kuala Lumpur dan menggelar unjuk rasa. "Rakyat Malaysia ingin penjelasan kenapa pemerintah Indonesia tidak bisa menghentikan asap yang sudah menjadi tragedi tahunan," katanya. Namun Menteri Luar Negeri Syed Hamid Albar mencoba bersikap bijak. Menurutnya, kedua pihak harus membahas masalah ini secara damai. "Kita tidak punya pilihan lain, kita tidak boleh memulai konflik terbuka. itu tidak baik buat kawasan dan hubungan (bilateral) kita," ujarnya. Badawi dkabarkan sudah mengontak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono guna menawarkan bantuan memadamkan kebakaran hutan. Malaysia juga sudah mengutus Menteri Lingkungan Hidup Adnan Satem dan Menteri Perkebunan dan Perdagangan Peter Chin Fah Kui untuk bertemu Rachmat Witoelar. AFP/BBC/ Berita Harian/Utusan Malaysia/Faisal Asegaff