TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur: Pemerintah Malaysia ingin membicarakan krisis asap dengan pemerintah Indonesia. Pembakaran hutan di Sumatera telah membuat sebagian besar wilayah negara itu tertutup asap pekat, Rabu (10/8).Di Port Klang, pusat perbelanjaan di sebelah utara Kuala Lumpur, indeks polusi udara mencapai 410. Di sebagian besar wilayah lain, indeks mencapai 300 yang dikatagorikan berisiko. "Jika indeks mencapai 500, kami akan umumkan situasi darurat," kata Menteri Lingkunan Malasia Adenan Satem. "Situasinya tidak menjadi lebih baik, justru memburuk."Adenan mengaku diminta untuk datang ke Jakarta, guna membicarakan masalah asap ini. Ia juga menunjukkan foto satelit Riau dan Sumatera Utara, yang menunjukkan titik-titik api lalu mengirimkan asapnya melintasi Selat Malaka. "Di Jakarta, kami akan mendiskusikan, bagaimana kami bisa membantu mereka (Indonesia)," tuturnya.Menteri Kesehatan Chua Soi Lek menyatakan, krisis asap telah berimbas pada kesehatan masyarakat. Dikatakannya, klinik-klinik di negara itu melaporkan adanya kenaikan 150 persen pasien pengidap asma dan gangguan pernapasan. "Jika indeks di atas 400, kami ingin sekolah ditutup. Publik juga harus menghentikan aktivitasnya. Jika ingin keluar rumah, mereka harus mengenakan masker, kata Chua Soi Lek.Di Kuala Lumpur, para pekerja menutup hidung dan mulutnya dengan sapu tangan. Puncak Menara Petronas, salah satu gedung tertinggi di dunia, tak terlihat dari bawah. Asap juga mengganggu jalur pelayaran di Selat Malaka. AFP