TEMPO Interaktif, Jakarta:Presiden Amerika Serikat (AS) George W Bush menolak memberikan waktu melanjutkan diplomasi bagi Presiden Irak Saddam Husein, serta mengeluarkan ultimatum tentang kemungkinan perang yang akan dihadapinya. Ultimatum ini dikeluarkan Bush seiring keluarnya seluruh staf PBB dari zona konflik itu. Waktu untuk diplomasi sudah habis, ujar Menteri Luar Negeri Colin Powell. Dia juga mengingatkan kepada Irak bahwa Bush memberikan waktu 48 jam hingga Selasa 01.00 GMT sebagai batas dimulainya serangan sekitar 300 ribu tentara AS dan Inggris ke Irak. Bush sendiri memberi opsi kepada Saddam untuk melarikan diri ke tempat pengasingan atau menghadapi agresi militer dari negara adidaya pimpinannya. Powell menilai, Saddam telah memiliki waktu 12 tahun untuk memperbaiki keadaan, namun menyia-nyiakannya begitu saja. Setelah mengetahui akan menghadapi veto dari Dewan Keamanan PBB, AS, Inggris, dan Spanyol akhirnya menarik draf resolusi usulan mereka yang memungkinakan PBB mendukung perang yang mereka rencanakan. Penarikan usulan ini memperlihatkan kekuatan baru dunia yang menentang tindak kejahatan negara-negara kuat. Setelah mendengar pernyataan perang Bush, Saddam menanggapi dengan menegaskan bahwa dirinya tidak menginginkan perang. "Namun, kami siap mengorbankan jiwa kami, anak-anak kami, serta keluarga-keluarga kami sebagai benteng mempertahankan Irak, kata Saddam dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi di Irak. Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan memerintahkan ratusan anggota tim inspeksi berikut staf bidang kemanusiaan PBB untuk segera mengungsi dari Irak. Sekitar 1100 pengamat militer PBB yang ditempatkan di Irak untuk mengawasi gencatan senjata untuk Perang Teluk juga telah diavakuasi. Annan mengingatkan bahwa potensi munculnya bencana kemanusian semakin menguat. Namun, ia menjanjikan PBB tak hanya akan duduk diam dan tak melakukan apa-apa atas perkembangan yang terjadi. Washington sendiri telah memerintahkan diplomat AS untuk segera pergi dari negara sekitar Irak yakni Israel, Siria dan Kuwait. Beberapa negara juga telah mengeluarkan warga negara maupun staf kedutaan mereka dari wilayah Arab. Presiden Bush sendiri tak lupa mengingatkan Saddam bahwa dirinya hanya memberi waktu 48 jam bagi pemimpin Irak itu untuk segera meninggalkan tanah airnya dan mengasingkan diri. Usai pertemuan kongres dengan Bush di gedung Putih, senator dari Partai republik John Warner mengungkapkan Saddam juga diminta untuk membawa serta para petinggi militernya. (AFP/Sri Wahyuni-Tempo News Room)
Berita terkait
Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi
47 detik lalu
Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi
Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.