Petugas kepolisian melakukan olah TKP lokasi pemboman di Masjid pusat Kano, Nigeria, 28 November 2014. Serangan yang diduga militan Boko Haram menewaskan 64 orang dan ratusan luka-luka. REUTERS/Stringer
TEMPO.CO, Suriah - Apa yang akan terjadi jika ISIS dan Boko Haram bersatu? Isu ini mengemuka setelah ISIS melontarkan sinyalnya akan menerima Boko Haram untuk bergabung dalam gerakan bersama. Seperti dilaporkan BBC pada Kamis, 12 Maret 2015, ISIS dalam rekaman yang telah diverifikasi telah menerima sumpah setia Boko Haram untuk bergabung. Juru bicara ISIS mengatakan tujuan mendirikan kekhalifahan kini telah diperluas ke Afrika Barat.
Dalam rekaman itu, seorang pria yang menggambarkan dirinya sebagai juru bicara ISIS, Mohammed al-Adnani, menuturkan akan mengumumkan kabar baik persekutuan dua kelompok ini. "Kami umumkan adanya perluasan kekhalifahan ke Afrika Barat karena khalifah telah menerima sumpah kesetiaan saudara kita dari kelompok Sunni yang berjihad," ucap Al-Adnani.
Al-Adnani mendesak muslim lain bergabung dengan militan di Afrika Barat serta membantah bahwa pasukan Irak dan koalisi pimpinan Amerika Serikat baru-baru ini telah menaklukkan ISIS di Irak dan Suriah.
Pekan lalu, Boko Haram membuat posting-an pesan yang menyatakan ingin bergabung dengan barisan ISIS. Dalam pesan audio yang di-posting pada Sabtu lalu, pemimpin Boko Haram mengatakan, “Kami mengumumkan kesetiaan kita kepada khalifah ... dan akan mendengar dan taat dalam keadaan susah atau senang.”
ISIS telah menjalin hubungan dengan kelompok-kelompok militan lain di seluruh Afrika Utara dan Semenanjung Arab.
Pada November, Abu Bakar al-Bagdadi menerima janji kesetiaan dari mujahid asal Mesir, Libya, Aljazair, Yaman, dan Arab Saudi.
Milisi ISIS meneror dan mengecam seluruh dunia dengan taktik brutalnya, termasuk pembunuhan massal serta pemenggalan kepala tentara, wartawan, dan warga sipil.