Forum OKI Tidak Tuntas Bahas Definisi Terorisme

Reporter

Editor

Kamis, 31 Juli 2003 11:56 WIB

TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur :Pertemuan khusus Menteri Luar Negeri Organisasi Konferensi Islam (OKI) sepakat untuk memerangi terorisme secara serius. Namun, hampir seluruh delegasi tidak secara tuntas mendefinisikan terorisme. Kabanyakan mereka cuma merujuk kasus Palestina sebagai acuan sikap. Dari 53 delegasi yang datang, baru sekitar 17 negara yang sudah mengemukakan pandangan dan sikapnya di hari pertama, Senin (1/4), dari tiga hari yang direncanakan. Sementara sisanya, akan dilanjutkan dalam persidangan hari kedua, Selasa (2/4). Persidangan pertama dibuka dengan pernyataan sikap seluruh delegasi OKI atas kasus Palestina. Ini adalah materi tambahan dari yang direncanakan panitia, mengingat situasi Palestina yang begitu genting. Setelah disepakatinya pernyataan sikap mengutuk Israel, sidang dilanjutkan dengan agenda yang telah ditetapkan. Menurut Menteri Luar Negeri Bahrain Muhammad Abdul Ghaffar, sebelum mendefinisikan terorisme, perlu dibedakan dengan pembahasan mengenai perjuangan melawan ancaman kekuatan asing. “Perjuangan semacam ini dijamin oleh hukum dan kesepakatan internasional,” kata dia. Atas dasar pemikiran itu, ia menilai perjuangan rakyat Palestina melawan Israel tak bisa dicap sebagai terorisme. “Mereka berjuang melawan invasi dan ancaman Israel,” tandasnya. Pada sisi lain, apa yang dilakukan Israel terhadap Palestina adalah satu bentuk terorisme negara. Menurutnya, Israel bisa tetap melakukan pembunuhan dan terorisme negara akibat tak ada sikap tegas dari masyarakat internasional. Namun Menteri Dalam Negeri Pakistan Letjen (purn) Moinuddin Haider sedikit berbeda dengan Abdul Ghaffar. Baginya, tak layak melekatkan label terorisme pada negara dan komunitas. Menurut dia, terorisme bisa dipengaruhi oleh individu maupun kelompok, sehingga kebijakan-kebijakan yang diambil seolah-olah disokong negara. “Sikap seperti ini yang harus dikutuk dan dilawan,” teriaknya. Walau begitu, Pakistan tak setuju satu negara dijadikan target serangan selepas divonis sebagai negara teroris. Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran Kamal Kharazi setuju atas pandangan Haider. Sebab, Iran pernah menjadi korban fitnah karena dituding sebagai negara yang melindungi dan menyokong terorisme. Karena itu Iran giat mengkampanyekan perdamaian dan stabilitas internasional. Atas langkah tersebut Kamal merasa, “Iran tak lagi dipandang negatif.” Selain itu, Kamal mengingatkan agar atas nama masyarakat dan pemerintahan Iran, ia mendukung sepenuhnya gerakan Intifadah. “Kita harus bersatu dan melakukan koordinasi untuk mengantisipasi tindakan kriminal yang dilakukan Israel,” ajaknya. Dan ini tantangan untuk menciptakan perdamaian dan keamanan internasional. Karena serangan 11 September di AS membuktikan bahwa terorisme tak kenal kaya dan miskin, ataupun salah dan benar. “Siapapun bisa mengancam keamanan satu negara tanpa mengenal wilayah geografis, status, dan kekuasaan,” jelasnya. (Rommy Fibri – dari Kuala Lumpur)

Berita terkait

Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

16 menit lalu

Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

Pegal pada leher sering mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga penting untuk mendeteksi penyebabnya terlebih dulu dengan memahami cara penanganan.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia Witan Sulaeman Punya Ritual Telpon Orang Tua Sebelum Bertanding

18 menit lalu

Timnas U-23 Indonesia Witan Sulaeman Punya Ritual Telpon Orang Tua Sebelum Bertanding

Saat ini Witan Sulaeman dan para pemain timnas U-23 Indonesia tengah berlaga di Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Pelindo Layani 2,2 Juta Orang Saat Mudik Lebaran 2024

21 menit lalu

Pelindo Layani 2,2 Juta Orang Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 2.260.360 orang tercatat menggunakan layanan kepelabuhanan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo di 63 terminal penumpang selama periode libur panjang Lebaran, pada 26 Maret - 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

2.089 Peserta Akan Ikuti UTBK SNBT di Itera, Ini Ketentuannya dari Panitia

30 menit lalu

2.089 Peserta Akan Ikuti UTBK SNBT di Itera, Ini Ketentuannya dari Panitia

Sebanyak 2.089 peserta akan mengikuti UTBK SNBT 2024 di Institut Teknologi Sumatera atau Itera, besok.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

34 menit lalu

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

BRIN sampaikan bisa saja padi hibrida dari Cina itu dicoba ditanam. Apa lagi, sudah ada beberapa varietas hibrida di Kalimantan. Tapi ...

Baca Selengkapnya

5 Perbedaan Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan

37 menit lalu

5 Perbedaan Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan

Ini perbedaan Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dilihat dari pengertian, tujuan, manfaat, kepesertaan, hingga besaran iuran.

Baca Selengkapnya

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Kubu Prabowo, PKB Ogah Ikut-ikutan

40 menit lalu

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Kubu Prabowo, PKB Ogah Ikut-ikutan

Aboe Bakar mengatakan PKS ingin berbuat sesuatu bagi bangsa Indonesia setelah dua periode atau 10 tahun berada di luar pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Kiper Timnas U-23 Indonesia Ernando Ari Minta Doa ke Ibunya sebelum Laga Semifinal Piala Asia U-23 2024 Lawan Uzbekistan

43 menit lalu

Kiper Timnas U-23 Indonesia Ernando Ari Minta Doa ke Ibunya sebelum Laga Semifinal Piala Asia U-23 2024 Lawan Uzbekistan

Ibu kiper timnas U-23 Indonesia, Ernando Ari, Erna Yuli Lestari, mengungkapkan bahwa anaknya menelponnya meminta didoakan menjelang pertandingan.

Baca Selengkapnya

The Problematic Constitutional Court Ruling

43 menit lalu

The Problematic Constitutional Court Ruling

The drama behind the Constitutional Court's ruling over the presidential election dispute.

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

43 menit lalu

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya