TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Rosmah Mansor, istri Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, mengaku biaya salonnya tidak murah. Sekali menata rambut, ia biasa merogoh kocek hingga 1.200 ringgit atau setara Rp 4,28 juta. Sedangkan untuk penata busananya, sekali datang tarifnya 500 ringgit atau setara Rp 1,78 juta.

Padahal dalam sehari ia beberapa kali menghadiri acara. Tentu penampilannya harus disesuaikan. "Kami harus berbusana yang indah sesuai fungsi," ujarnya. Para penata rambut dan penata busana itu biasanya dipanggil untuk datang ke rumahnya.

Demi menjaga penampilan pula ia konsisten untuk menggunakan tas-tas bermerek. The New York Times menulis Rosmah adalah penggemar tas bermerek Birkin. Ia sedikitnya memiliki sembilan tas dan dompet keluaran Hermes, yang namanya terinspirasi oleh penyanyi dan aktris Jane Birkin itu.

Tas mewah ini memang menyasar para selebriti. Satu tas berharga antara US$ 9.000 hingga US$ 150 ribu (antara Rp 115,8 juta hingga Rp 1,93 miliar).

Media asal AS ini menulis Hong Kong adalah tempat belanja favorit Rosmah, terutama untuk membeli perhiasan. Media ini mengaku mengantongi kuitansi pembayaran Rosmah yang nilainya mencapai jutaan dolar AS pada 2008 dan 2009. Pada satu kesempatan yang sama, ia memborong sekaligus cincin berlian dan zamrud serta gelang berlian, zamrud, dan ruby.

Menurut laporan terbaru Asia Sentinel, gaya hidup mewah Rosmah menjadi pusat dari perpecahan dalam keluarga Razak. "Saudara-saudara Razak secara terbuka mengkritik Rosmah di meja makan malam atau acara keluarga lainnya," kata seorang sumber, seperti dikutip Asia Sentinel. "Kini keluarga Nazir pindah ke Oxford, tempat ia menghabiskan 60 sampai 70 persen dari waktunya. Kakaknya, Nizam, menghabiskan waktu bersama keluarganya di Boston. Dua kakak laki-lakinya, Johari dan Nazim, juga tidak bisa bergaul dengan Rosmah," kata sumber itu.

Rosmah dicemooh setelah dia mengeluh tentang meningkatnya biaya untuk penata rambut dan penjahit dalam sebuah acara publik untuk membahas pajak konsumen baru pada bulan April. Rosmah selama ini kerap dikritik terkait gaya hidup mewahnya dan dianggap "kehilangan kontak" dengan rakyat yang masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

"Apakah wanita ini nyata? Beberapa keluarga harus berjuang untuk hidup sementara dia menghambur-hamburkan uangnya hanya untuk mengecat rambut," kata salah satu pengguna Facebook.

ASIAN CORRESPONDENT | INDAH P.