Beberapa pasukan khusus ISIS berlatih di salah satu kamp Irak atau Suriah, mereka berlatih jungkir balik dan merayap, 19 Februari 2015. Dailymail.co.uk
TEMPO.CO, Bagdad - Sejauh ini, sangat sedikit yang diketahui soal pemimpin Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Abu Bakar al-Baghdadi. Namun, sebuah dokumen militer yang baru saja diperoleh harian Business Insider mengungkap sejumlah informasi baru terkait dengan Al-Baghdadi.
Dokumen yang dibuka berdasarkan Undang-Undang Kebebasan Informasi AS itu mencakup masa-masa saat Al-Baghdadi menjadi tahanan tentara AS di Irak. Dalam dokumen itu, Al-Baghdadi diidentifikasi dengan nama lahirnya, Ibrahim Awad Ibrahim al-Badry.
Menurut dokumen itu, seperti dikutip dari Business Insider, Ahad, 22 Februari 2015, Al-Baghdadi ditangkap tentara AS pada 4 Februari 2004 dan dibebaskan pada 8 Desember 2004. Al-Baghdadi ditangkap di Kota Fallujah dan ditahan di sejumlah penjara, termasuk penjara di Kamp Bucca dan Kamp Adder.
Dalam buku ISIS: Inside The Army of Terror, kedua penulis buku ini, Michael Weiss dan Hassan Hassan, mendapatkan informasi penangkapan Al-Baghdadi dari pakar ISIS, Dr Hisham al-Hashimi.
Dalam wawancara untuk kepentingan penulisan buku itu, Al-Hashimi mengatakan Al-Baghdadi ditangkap intelijen militer AS saat mengunjungi kawannya di Fallujah, Nessayif Numan Nessayif.
"Al-Baghdadi sebenarnya bukan sasaran penangkapan. Sasarannya adalah Nessayif," kata Al-Hashimi yang mengklaim pernah bertemu Al-Baghdadi pada 1990-an.
Pada tanda pengenal tahanan, Al-Baghdadi tertulis sebagai seorang "tahanan sipil", yang berarti dia bukanlah anggota militer asing atau milisi bersenjata. Namun, dia ditahan dengan alasan keamanan.
Dalam data itu, pekerjaan Al-Baghdadi tertulis sebagai "pekerja administrasi (sekretaris)". Pada 2014, Al-Baghdadi diyakini berusia 43 tahun meski semua data waktu kelahirannya dihapus.
Dokumen ini juga memberikan sejumlah informasi soal keluarga Al-Baghdadi. Pria ini tercatat sudah menikah dan kerabat terdekatnya adalah seorang paman. Nama-nama anggota keluarga Al-Baghdadi dalam dokumen ini dihapus.
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
8 hari lalu
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
11 hari lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.