Jual Barang Antik Jarahan, ISIS Kaya Raya

Reporter

Editor

Kurniawan

Kamis, 19 Februari 2015 04:19 WIB

Pria berbaju loreng berbicara dalam video pemenggalan 21 umat Kristen Koptik Mesir oleh milisi ISIS di sebuah pantai di Tripoli, Libya. REUTERS/Social media via Reuters TV

TEMPO.CO , Raqqa: Para militan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menjarah barang-barang antik di Suriah dan menjualnya. Hasil penjualan benda-benda kuno itu menjadi salah satu sumber utama pendapatan ISIS, selain penjualan minyak dan uang tebusan sandera.

Setiap barang jarahan itu, yang banyak berumur 10.000 tahun, minimal seharga US$1 juta atau sekitar Rp 12,8 miliar.

Setiap milisi yang menjual barang-barang antik jarahan itu wajib membayar 20 persen dari hasil penjualannya sebagai pajak kepada ISIS.

Barang-barang antik itu dijarah ISIS, ketika mereka menghancurkan situs-situs bersejarah di kota tua di Suriah. Alasan penghancuran itu, karena benda-benda tersebut dianggap berhala.

Lantas siapa pembeli atau penadah barang-barang antik jarahan ISIS itu? Menurut penelusuran BBC, pembelinya adalah para kolektor benda seni di Eropa dan Teluk. Para kolektor mengoleksi benda-benda antik itu untuk museum-museum rahasia mereka.

Milisi ISIS menggunakan taksi untuk menyelundupkan barang-barang antik itu dari Suriah ke Libanon dan Turki. Sesampainya di sana, sudah ada pria yang menawarkan barang-barang kuno itu ke "dealer". Transaksi awalnya pun cukup canggih, yakni menggunakan Skype.

Salah seorang penyelundup barang antik yang mengakuy bernama Mohammed membenarkan bahwa ISIS menghasilan uang dengan menjual barang-barang kuno, seperti anting-anting, cincin, patung-patung kecil dan kepala yang terbuat dari batu.

Benda-benda itu, kata pria 21 tahun itu, dijarah dari banyak museum di Suriah. Sebagian besar berasal dari dalam Kota Aleppo. Para kolektor seni di Teluk yang menadah barang-barang jarahan itu, kata dia, adalah kolektor asal Qatar dan Dubai.

Ahmed, perantara bisnis barang jarahan, mengaku baru menjual satu benda kuno senilai US$ 1,1 juta atau Rp 14 miliar. "Itu adalah kepingan benda berumur 8.500 tahun sebelum Masehi," katanya kepada BBC, Selasa, 17 Februari 2015.

BBC | WINONA AMANDA

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

11 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

30 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

31 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

39 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

40 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

42 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

42 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

42 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

43 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

43 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya