Indeks Kebebasan Pers Indonesia Menurun

Reporter

Jumat, 13 Februari 2015 20:11 WIB

Sejumlah wartawan berujuk rasa memperingati Hari Kebebasan Pers Seduania di Mataram, Nusa Tenggara Barat, (3/5). Mereka menuntut pelaku utama pembunuh wartawan Udin ditangkap dan diadili. ANTARA/Ahmad Subaidi

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan yang dikeluarkan organisasi pembela media “Wartawan Tanpa Tapal Batas” (Reporters Without Borders) mengatakan kebebasan pers menurun di seluruh dunia tahun lalu. Indeks Kebebasan Pers Dunia tahunan mengatakan keadaan di dua pertiga dari 180 negara yang disurvei memburuk pada 2014.

Penurunan itu diakibatkan konflik bersenjata dan tindak teror oleh kelompok non-negara seperti kelompok teroris Negara Islam (ISIS).

Indonesia menduduki peringkat 138 dalam Indeks Kebebasan Pers Dunia tahun 2015 yang dirilis hari Kamis (12/2) tersebut. Peringkat tahun ini turun dari peringkat ke-132 tahun lalu.

Iran, Cina, Suriah, dan Korea Utara termasuk di antara negara-negara yang terendah tingkat kebebasan persnya. Lima negara yang peringkatnya tertinggi semua berada di Eropa Barat, sementara peringkat Amerika Serikat berada di peringkat ke-49 tahun ini, atau turun 3 poin dari tahun lalu. Penurunan peringkat AS ini antara lain karena penindakan tegas terhadap “whistleblowers” (pengungkap) di bawah Presiden Obama

Menurut laporan itu, pelanggaran terhadap kebebasan pers meningkat 8 persen sejak 2013, yang berakibat buruk terhadap sebagian besar dari ke-180 negara yang disurvei. Finlandia memperoleh angka terbaik untuk tahun kelima, yang membantu Eropa dan Balkan memperoleh angka terbaik, walaupun kawasan itu mengalami penurunan angka kebebasan pers.

Timur Tengah dan Afrika Utara di posisi terakhir. Laporan itu mengatakan sebagian besar kawasan itu dikuasai oleh kelompok-kelompok yang bukan negara “yang membuat informasi independen sama sekali tidak ada.”

Konflik yang sedang berlangsung di Suriah, Irak, dan Ukraina telah berakibat dahsyat. Dan kelompok-kelompok pemberontak seperti ISIS dan Boko Haram melakukan tindakan-tindakan keras, dengan menggunakan agama untuk membenarkan kekerasan brutal terhadap wartawan.

Laporan itu mengatakan kelompok-kelompok yang bukan negara seperti teroris Islamis, pedagang narkoba Amerika Latin dan mafia “menggunakan ketakukan dan pembalasan untuk membungkam wartawan dan blogger yang berani menyelidiki mereka atau tidak mau bertindak sebagai corong mereka.”

VOA | REPORTERS WITHOUT BORDERS | WINONA AMANDA

Berita terkait

Catatan Dosen Unair untuk Relokasi ASN ke IKN: Kebijakan Terburu-buru

22 menit lalu

Catatan Dosen Unair untuk Relokasi ASN ke IKN: Kebijakan Terburu-buru

Sejak Oktober 2023 lalu, Pemerintah telah mengumumkan keputusan untuk memindahkan Aparatur Sipil Negara (ASN) ke Ibu Kota Nusantara atau IKN

Baca Selengkapnya

Somasi Minta Robert Bonosusatya Jadi Tersangka Korupsi PT Timah Tak Direspons, MAKI Akan Gugat Praperadilan Kejaksaan Agung

1 jam lalu

Somasi Minta Robert Bonosusatya Jadi Tersangka Korupsi PT Timah Tak Direspons, MAKI Akan Gugat Praperadilan Kejaksaan Agung

Boyamin mengklaim punya data sendiri tentang Robert Bonosusatya dalam pusaran korupsi timah yang telah diserahkan kepada penyidik Kejaksaan Agung.

Baca Selengkapnya

KPK Terima 214 CPNS Baru di 19 Unit Kerja

1 jam lalu

KPK Terima 214 CPNS Baru di 19 Unit Kerja

KPK berharap ke depannya, paraCPNS baru ini dapat menjaga nama baik lembaga dalam menjalankan tugasnya.

Baca Selengkapnya

Polres Metro Depok Tangkap 2 Kurir Narkoba Modus Tempel dan Bungkus Permen

3 jam lalu

Polres Metro Depok Tangkap 2 Kurir Narkoba Modus Tempel dan Bungkus Permen

Dari kedua kurir narkoba itu, polisi juga mengamankan 6 botol liquid ganja cair dan alat hisap.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Tak Mau Jenazah Brigadir RA yang Tewas Bunuh Diri Diautopsi

3 jam lalu

Polisi Ungkap Alasan Keluarga Tak Mau Jenazah Brigadir RA yang Tewas Bunuh Diri Diautopsi

Brigadir RA disebut bunuh diri dengan menembakkan senjata api HS Kaliber 9mm ke aras kepalanya saat berada di dalam mobil Alphard.

Baca Selengkapnya

Kompolnas Turun Tangan Selidiki Motif Bunuh Diri Brigadir RA dalam Mobil Alphard

3 jam lalu

Kompolnas Turun Tangan Selidiki Motif Bunuh Diri Brigadir RA dalam Mobil Alphard

Polisi telah menutup kasus tewasnya Brigadir RA dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang. Disebut bunuh diri.

Baca Selengkapnya

KPK Eksekusi Eks Kadis PUPR Papua Gerius One Yoman ke Lapas Sukamiskin Bandung

3 jam lalu

KPK Eksekusi Eks Kadis PUPR Papua Gerius One Yoman ke Lapas Sukamiskin Bandung

Hakim memvonis eks Kadis PUPR Papua, Gerius One Yoman dengan hukuman empat tahun delapan bulan penjara dan uang pengganti Rp 4,5 miliar.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

3 jam lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya

Hakim Izinkan Kasdi Subagyono Hadir di Sidang Etik Nurul Ghufron di Dewas KPK

3 jam lalu

Hakim Izinkan Kasdi Subagyono Hadir di Sidang Etik Nurul Ghufron di Dewas KPK

Majelis hakim memberikan izin kepada bekas Sekretaris Jenderal Kementan Kasdi Subagyono untuk mengikuti sidang Dewas KPK tentang kasus Nurul Ghufron.

Baca Selengkapnya

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo, Program Studi Produksi Media Gelar Bedah Film

3 jam lalu

Dies Natalis ke-3 Politeknik Tempo, Program Studi Produksi Media Gelar Bedah Film

Dalam acara ini, ditayangkan film karya mahasiswa Politeknik Tempo yang berjudul Kala: Rahasia Fana.

Baca Selengkapnya